Kementan Ubah Pertanian Konvensional Jadi Modern


Kementerian Pertanian (Kementan) menjawab pertanyaan beberapa pengamat tentang program yang selama ini bergulir. Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, ada beragam program yang telah dijalankan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman sejak dilantik pada 20 Oktober 2014 lalu.

Ia menyatakan, program-program tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan kinerja tahun 2015.

“Sejak dari dulu hingga memasuki era keterbukaan selalu tidak terlepas dari kritik. Wajar ada k?itik karena menyangkut hajat hidup banyak orang (250 jutaan),” ungkapnya seperti dalam keterangan resmi yang masuk ke redaksi citraindonesia.com, Kamis (28/1/2016).

Ia menjelaskan, Menpan Amran langsung tancap gas menjalankan kebijakan, dimulai dari Refocusing anggaran Rp4,1 triliun yang diambil dari dana seremonial dan perjalanan dinas dialihkan membeli dibeli 65 ribu Alsintan dan perbaikan irigasi, kemudian kebijakan bantuan diberikan diluar lokasi existing, Lalu, pendampingan secara masif dari penyuluh, TNI, KTNA, Mahasiswa, dll.

“Adalagi kebijakan pemantauan secara harian/mingguan. Serta reward dan punishment dan yang terakhir merevisi kebijakan sehingga mempercepat program. Sejak awal 2015, kami telah mengantisipasi dini terhadap kekeringan secara massif, di antaranya, penyaluran pompa dan alsintan lain, rehabilitasi embung, long-storage, rehab jaringan irigasi, hujan buatan dan lainnya. Gerakan inilah yang telah membawa peningkatan produksi.,” ungkapnya.

Ia menuturkan, berbagai kebijakan 2015 telah terbukti dan terlihat hasilnya di lapangan. Pengadaan dengan pola Penunjukan Langsung berdampak penyaluran benih dan pupuk tepat waktu/musim. Kebijakan bantuan benih tidak di lokasi existing akan berdampak pada luas tambah tanam, perbaikan irigasi berdampak meningkatkan Indek Pertanaman, Alsintan mempercepat olah tanam, waktu tanam, panen dan pasca panen, efisiensi biaya dan mengurangi lossis. Pola tanam jajar legowo dan benih unggul meningkatkan produktivitas.

“Dengan demikian, pada tahun 2016 optimis produksi padi lebih tinggi dari 2015 berkat program nyata dari Pemerintah. Bahkan, prospek 2016 akan tertinggi dari produksi selama ini. Kita harus optimis, karena optimis itu memberikan spirit dan doa untuk bekerja keras dan berbuat sesuatu yang lebih baik,” paparnya.

Suwandi menyatakan, kerja keras semua pihak dalam meningkatkan produksi tahun 2015 pun sudah terbukti. Dengan kondisi El-nino 2015 yang lebih kuat dibandingkan tahun 1997, para petani mampu meningkatkan produksi 74,99 juta ton GKG naik 5,85% dibandingkan tahun 2014 (data BPS Angka Ramalan-II 2015).

Bila dibandingkan kekeringan tahun 1997, Indonesia mengimpor beras 1998 sebesar 7,1 juta ton untuk memenuhi konsumsi pangan, maka tahun 2015 penduduk belum mengonsumi beras medium dari impor.

Jadi, lanjutnya, dengan kenaikan anggaran 100%, tahun 2014, yakni Rp16 triliun naik menjadi Rp32 triliun, menurut Suwandi digunakan untuk mentransformasi pertanian dari pola konvensional ke pertanian modern, memang perlu pembenahan dan anggaran yang besar.

“Merubah kebiasaan bertani konvensional yang digeluti 70 tahun kè modern, inilah tahun 2015 sebagai tonggak bangkitnya modernisasi pertanian,” tutup Suwandi. (ning)

Sumber: https://citraindonesia.com/kementan-mampu-ubah-pertanian-konvensional-jadi-modern/




Berita Lainnya