Optimisme Mentan di Persiapan Rapat Kerja Komoditas Kopi


Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, didampingi Dirjen Perkebunan, malam ini melakukan persiapan Rapat Kerja komoditas kopi bersama Sekda Provinisi Lampung, Kepala Dinas Perkebunan dan segenap unsur Muspida Provinsi Lampung, di Way Halim, Bandar Lampung, Jum'at (12/02)
Pada persiapan Rapat Kerja tersebut dibicarakan bagaimana usaha pengembangan komoditas kopi kedepan, sebelum dibahas dalam Rapat Kerja Pengembangan Kopi Berkelanjutan bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di hari Sabtu besok.
Pembahasan dimulai oleh pemaparan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung dan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung yang mnenerangkan potensi kopi sebagai komoditas unggulan perkebunan yang diperdagangkan secara luas di dunia.
Indonesia saat ini menjadi produsen utama kopi ke 3 setelah Brazil dan Vietnam, dengan luas areal 1 juta 233 ribu ha, dengan produktivitas yang dihasilkan 721 kg/ha, mampu memproduksi kopi sebanyak 664.400 ton biji kopi.
Provinsi Lampung merupakan provinsi kedua terbesar sebagai daerah Sentra Pengembangan kopi sebanyak 16,40% dibawah urutan pertama daerah provinsi Sumatera Selatan yang memiliki angka 20,36%.
Pada persiapan tersebut Mentan sampaikan harapannya untuk penggarapan produksi komoditas ini agar mencapai hasil yang lebih tinggi lagi. "kita harus mencari titik optimis hasil tertinggi dari kopi, capai 2,5 ton per ha, jangan kita tinggalkan warisan ke anak cucu dengan hasil yang biasa saja", ungkap Mentan.
Lebih lanjut Mentan memberikan arahan agar pengembangan komoditas kopi dikerjakan dengan keseriusan. "Rehabilitasi dari pohon kopi yang sudah tidak berproduksi diperbaharui sebanyak 25% yang sudah tua, dengan penggarapan dalam jangka waktu 4 tahun kedepan, perkiraan pendanaan sebanyak 3 trilyun", papar Mentan.
"Terdapat fasilitas pinjaman dari pihak perbankan. Ada Kredit Usaha Rakyat yang nilainya 100 trilyun, dengan nilai bunga 24%, tahun lalu 12% dan tahun ini 9%", imbuhnya lagi.
Untuk pemasaran produk, Mentan menyarankan agar pemasaran kopi diberikan pengemasan yang baik dan menarik agar dapat menaikan nilai tambah penjualan kopi.
Selain sebagai sumber devisa negara dan pendapatan petani, komoditas ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi para petani penggarap, dan dapat membangun wilayah serta mendorong agribisnis juga agroindustri.
Kebon kopi di Indonesia di dominasi oleh perkebunan rakyat sebanyak 96%, yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi 1,79 juta kepala keluarga dengan rata rata luas kepemilikan sebanyak 0,6 ha.
Kopi di tahun 2014 mengantongi volume ekspor sebanyak 384.816 dan ditahun 2015 meningkat menjadi 471.900 ton.




Berita Lainnya