Mentan dan Mendag Duet Bareng di Indramayu


Indramayu, – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Arman Sulaiman dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan kolaborasi bersama untuk melakukan kunjungan kerja ke kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (11/08).

Pada kunjungan kerja pertamanya, kedua Menteri ini meninjau Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pusat Pengolahan Beras (Rice Centre) milik Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Indramayu di kecamatan Losarang, dan kedua Menteri terpantau sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pemkab Indramayu ini untuk membuat Rice Centre yang cukup represenatif karena dapat diandalkan menjadi tempat pengolah beras yang sangat bersih untuk kategori beras premium.

Pada kesempatan dilokasi tersebut Mentan mengatakan telah kesekian kalinya melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Indramayu disebabkan oleh kualitas pertanian dari kabupaten Indramayu dapat diandalkan untuk menopang stok pangan nasional,

Rice Centre yang dibangun Pemkab Indramayu ini merupakan langkah maju dan penuh terobosan untuk bisa menciptakan ketahanan pangan bagi masyarakat. Rice Centre ini harus melakukan kerjasama dengan Bulog untuk melakukan penyerapan gabah petani,” kata Mentan.

Selain mampu memproduksi padi yang cukup besar, Pemkab Indramayu juga memiliki komitmen untuk menciptakan stok pangan yakni dengan membangun Rice Centre yang sudah beroperasi dan siap untuk mengolah beras menjadi beras kualitas premium yang banyak dicari oleh masyarakat.

Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menaikkan anggaran untuk pertanian Pemkab Indramayu sebesar Rp 200 miliar dari sebelumnya hanya Rp 105 miliar. Karena itu, Mentan mengharapkan produksi padi dari Indramayu bisa mencapai 1,5 juta ton dan menciptakan Luas Tambah Tanam 150 ribu hektar.

“Apabila target produksi ini bisa dicapai maka bantuan lainnya bisa terus mengalir ke Indramayu. Jangan sampai seperti kabupaten-kabupaten lain yang kami nol-kan anggarannya karena tidak ada kenaikan produksi sama sekali,” ungkapnya.

Di lokasi yang sama, Mendag menyebutkan, untuk mendukung ketahanan pangan nasional yang melibatkan petani tersebut kementriannya bekerjasama dengan Bulog kembali menerapkan Sistem Resi Gudang (SRG) bagi para petani. Dengan SRG ini diharapkan kesejahteraan petani bisa terjamin karena mereka mendapatkan kepastian harga jual gabahnya.

“SRG ini demi memastikan beras yang diproduksi petani kita terserap. Dan Bulog tidak boleh ada alasan tidak bisa menyerap padi petani. Karena itu saya akan mengikuti gaya kerja Menteri Pertanian terus turun ke lapangan untuk memastikannya,” ujar Enggar.

Melanjutkan kujungan kerjanya, Mentan dan Mendag yang juga didampingi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron, Anggota Komisi V DPR RI Daniel Mutaqqien Syafiuddin, serta unsur Muspida lainnya, melakukan peninjauan ke Pasar Baru Indramayu untuk mengecek harga kebutuhan pokok seperti beras, sayuran dan daging ayam.

Ketika berkesempatan melakukan audiensi dengan para pedagang, kedua menteri ini terperanjat heran dengan keadaan harga komoditas sayuran yang dijual di pasar tradisional ini cenderung tidak sama antara satu pedagang dengan pedagang lainnya. “Kok harganya beda-beda ya, apalagi pedagang yang berjualan di dalam pasar itu harganya lebih mahal sedangkan yang di luar lebih murah. Tapi untuk harga beras sudah bagus, rata-rata sama harganya,” kata Mendag.

Dari temuannya ini, Mendag mengaku akan melakukan koordinasi lanjutan untuk menetapkan Harga Pokok Pemerintah dari beberapa komoditas pangan, yang pertama telah dimulai dari komoditas beras.

Mentan pun mendapati harga daging ayam turun hingga menjadi Rp 25 ribu per ekor. Menurutnya, harga daging ayam seharusnya minimal Rp 28 ribu per ekor agar terdapat keseimbangan harga dengan peternak rakyat.




Berita Lainnya