Inisiatif Kelompok Tani Dirikan Pusat Konservasi Air untuk Antisipasi Gagal Panen

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian(Kementan) mengembangkan konservasi air sebagai strategi mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat perubahan iklim yang drastis saat ini.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sumardjo Gatot Irianto mengklaim, beberapa jenis bangunankonservasi air sudah dibangun pemerintah seperti  embung, dam parit, dan longstorage yang siap digunakan petani.

"Upaya itu (bangunan konservasi air) dapat meningkatkan luas tanam dan produksi pertanian," ujar Gatot, Rabu (19/10/2016).

Di luar inisiatif pemerintah, ada juga kelompok tani yang mempersiapkan konservasi air secara mandiri. Misalnya,Kelompok Tani Jaya 4 di Desa Bandungharjo, Kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah, yang berhasil mengembangkan dam parit dan mengalirkan air untuk area sawah seluas 35 ha.

"Saat ini telah dimanfaatkan petani untuk irigasi sawah, sehingga biasanya setahun dua kali tanam. Tapi berkat adanya dam parit ini pada September 2016 atau pada musim kemarau kedua, kita malah akan melakukan tanam untuk yang ketiga kalinya," ujar Ketua Kelompok Tani Jaya 4, Suryanto.

Selama 2015 Kementerian Pertanian bersama kelompok tani mengklaim sudah membangun 318 unit embung, dam parit, dan long storage di 57 kabupaten 16 provinsi.

Tahun ini, jumlah konservasi air tersebut bertambah menjadi 2.030 unit tersebar di 270 kabupaten 32 provinsi.

Harga satuan konservasi air per unit senilai Rp100 juta dan bisa untuk mengairi area rata-rata 25 ha.

Berdasarkan data Pusdatin Kementan di 2015 teknik penggunaan bangunan konservasi air meningkatkan produksi padi dari 2015 sebanyak 20.670 ton menjadi 131.950 ton di 2016.

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2016/10/19/inisiatif-kelompok-tani-dirikan-pusat-konservasi-air-untuk-antisipasi-gagal-panen




Berita Lainnya