Tunjukkan Potensi Sagu Entikong kepada Menteri Pertanian


Gubernur Cornelis TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - "Ini sagu Pak Menteri, itu kebun lada, potensinya begitu besar di wilayah perbatasan ini, ada juga sagu yang dibiarkan tumbuh hingga bisa dipanen untuk keperluan pangan masyarakat kita," ujar Cornelis kepada Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaeman, didampingi CamatEntikong Suparman.

Selain padi, potensi tanaman lada dan sagu yang tumbuh di kiri kanan jalan menjadi pemandangan menarik ketika Gubernur Kalbar Cornelis bersama Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaeman, berjalan kaki menuju lokasi tanam padi tutup tahun di Desa Semanget, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Sabtu (22/10/2016).

Menurut Cornelis, potensi pertanian di Kalbar ini luar biasa, termasuk bawang merah juga sudah bisa ditanam di Kalbar.

Untuk peningkatan produksi berbagai jenin pangan di Kalbar apalagi sudah menjadi program pemerintah, untuk Kalbar tidak ada tawar menawar. "Kita jalankan," ujar Cornelis.

Namun dirinya dalam kebijakan ekspor tetap mengikuti regulasi yang berlaku, kecuali ada aturan khusus, mengingat daerah perbatasan.

Harus juga ada pembicaraan bersama terkait regulasi ekspor oleh Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Bea Cukai, dan pihak terkait lainnya.

Saat ini, kata Menteri Pertanian RI Amran Sulaeman, impor beras sudah turun mencapai 60 persen. Indonesia juga lolos dari berbagai bencana seperti el nino, sehingga sudah mulai ekspor beras.

Untuk perluasan lahan pertanian terutama di perbatasan, Andi Amran Sulaeman akan menyurati Menteri Kehutanan terkait rencana alih fungsi hutan dari hutan lindung menjadi area pengguna lain namun khusus untuk pertanian.

"Khusus perbatasan kita akan surati menteri kehutanan untuk alih fungsi lahan khusus pertanian tanaman pangan sekitar 5000-10000 hektare. Ini untuk membangun lumbung pangan perbatasan," ujar Amran Sulaeman ketika tanam padi bersama Gubernur Kalbar Cornelis, Bupati Sanggau Paolus Hadi, Anggota DPR RI dr Karolin Margret Natasa, Daniel Johan serta sejumlah pejabat lainnya.

Amran juga sempat meninjau balai karantina Pertanian di PLBNEntikong dan berdialog dengan pegawainya. Bahkan Amran menegur petugas yang membiarkan printer berdebu dan almari yang berantakan. Menurutnya, petugas Karantina pertanian di Perbatasan adalah beranda depan Kementerian pertanian, harus rapi dan bebas dari pungutan liar.

Menurut Amran, dengan potensi yang luar biasa seperti yang ditunjukan Gubernur Kalbar. Contohnya lada, beras merah, sagu dan sebagainya bisa diekspor ke luar negeri (Malaysia). Setiap perbatasan di Indonesia bisa menjadi penyuplai pangan di negara tetangga.

Potensi ekspor pun kata Amran lagi harus beras dan komoditas organik yang saat ini harga ekspor mencapai 6 dollar atau 6 Eurro perkilogramnya. Saat ini pula angka ekspor beras merah sudah tercatat mencapai 100 ton.

Amran meminta kepada petugas Karantina Pertanian agar mencatat jika ada ekspor beras ke Malaysia melalui perbatasanEntikong.

Anggota DPR RI, dr Karolin Margret Natasa mengimbau agar masyarakat perbatasan bersama-sama mendukung apa yang menjadi program pemerintah RI dalam bidang pertanian, dan memanfaatkan potensi lahan yang ada.

"Jalankan apa yang diarahkan petugas lapangan, pemerintah ingin rakyat sejahtera," ujar Karolin.

Sebagai anggota legislatif dirinya mendorong upaya regulasi ekspor produksi pertanian, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Jangan sampai perbatasan hanya terkenal disisi negatif seperti penyelundupan, perdagangan orang, tapi potensi pertanian (positif) juga ada di Perbatasan," kata Karolin lagi.

Wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Sanggau, Bupati Sanggau Paolus Hadi mengatakan sudah mengeluarkan peraturan daerah agar ada aturan bahwa alih fungsi lahan hanya untuk lahan pertanian.

Sumber: https://pontianak.tribunnews.com/2016/10/22/gubernur-cornelis-tunjukkan-potensi-sagu-entikong-kepada-menteri-pertanian




Berita Lainnya