Kementan Apresiasi Kinerja TNI Dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia


JOMBANG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono meresmikan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) Korem 082/CPYJ Unit Jombang, yang berlokasi di Desa Denanyar, Kec. Jombang, Kab. Jombang, Jawa Timur (27/1). Turut hadir dalam acara tersebut Aster Kasad Mayjend TNI Komarudin Simanjuntak,  Bupati Jombang Nyono Suhari, Anggota DPD RI Mawardi, Dandim se-Jawa Timur dan segenap unsur SKPD setempat.

Dalam sambutannya, Mentan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Bupati Jombang, Nyono Suhari, yang telah memberi bantuan 919 unit sepeda motor kepada para Babinsa dan Kamtibmas di wilayahnya untuk mendukung operasional mereka sehari-hari. "Mereka merupakan pahlawan, yang menjadi ujung tombak pencapaian swasembada pangan" ujar Amran.

Mentan juga mengapresiasi kerja keras mereka dengan memberikan bantuan 3 unit traktor kepada 3 orang Babinsa setempat.

"Sewakanlah traktor tersebut dengan separuh dari biaya sewa standar," kata Amran.

Menurut Amran, mekanisasi pertanian dengan menggunakan alsintan modern, merupakan salah satu jalan mencapai swasembada pangan. Dengan mekanisasi, dapat mengurangi jumlah tenaga kerja, menurunkan biaya produksi, dan efisiensi waktu tanam hingga panen yang berujung pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

Kepada para Komandan Kodim (Dandim) se-Jawa Timur, Mentan meminta tolong untuk membantu pencapaian target produksi padi sebanyak 3 juta ton, selama dua bulan kedepan. "Jika ini bisa tercapai, maka tahun depan kembali kita tidak akan impor, tetapi bisa memikirkan untuk ekspor " jelas Amran. Para Dandim juga diharapkan dapat menggerakkan SP3T di wilayah masing-masing.

Sementara dalam sambutannya, Kepala Staf Angkatan Darat Jend. TNI Mulyono mengungkapkan, sebagai negara agraris yang luas dan subur, alangkah naifnya jika melakukan impor beras. "Untuk itu kita harus cerdas dalam mengelola sumber daya lahan dan manusia" ujarnya.

Visi Presiden, adalah menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat atas asas gotong-royong. Maka SP3T ini merupakan wujud kerja sama Kementan dengan TNI untuk mengelola aset yang tidak produktif, menjadi produktif.

"Kementanlah yang pertama melakukan MoU dengan TNI dan ternyata dengan kerja keras, dalam waktu dua tahun kita sudah bisa swasembada beras," jelas Mulyono.

Untuk mengapresiasi kerja keras Babinsa, Kasad menganugerahkan kenaikan pangkat bagi 3 orang babinsa setempat yang berpangkat Kopral menjadi Sersan dalam tahun ini.

Danrem 082/CPYJ, Gatot Setyono selaku pembina SP3T menjelaskan bahwa keberadaan unit SP3T ini mempunyai visi membantu pemerintah ikut serta menciptakan petani yang tangguh, modern, dan memiliki kompetensi, sehingga secara simultan bisa memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

SP3T Korem 082/CPYJ menerapkan konsep pertanian modern melalui mekanisasi pertanian. Alsintan yang digunakan antara lain mesin penyemaian, mesin pengering, mesin penggiling, traktor roda 4, rice transplanter, serta combine harvester. Kapasitas mesin penyemai yang dimiliki, mencapai 700 tray per jam, dimana setiap satu hektar lahan, membutuhkan 250 tray.

Mereka juga menyerap gabah petani dengan harga pembelian Rp 4.000 per kilogram (kg), bahkan pembelian terakhir pernah mencapai Rp 4.500 per kg. Gabah petani masuk ke penggilingan dan dikemas, kemudian dikirim ke Bulog dan dibeli seharga Rp 8.500 per kg. Beras yang dihasilkan adalah beras medium.

"Korem 082/CPYJ selalu terbuka bagi pihak-pihak yang hendak mempelajari pengembangan SP3T," terang Gatot.




Berita Lainnya