Indonesia Berdaulat Pangan, Hari ini Tidak Ada Satu Biji Jagung Masuk Indonesia


Bangkalan - (6/6), Setelah melaksanakan kunjungan kerjanya di Kabupaten Sumenep, di hari yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman langsung menuju Kabupaten Bangkalan untuk memberikan kuliah umum dengan tema "Pengembangan potensi pertanian pangan berbasis lahan kering" di Universitas Trunojoyo Madura. Sejalan dengan roadmap menuju lumbung pangan dunia 2045, Kementerian Pertanian terus menggenjot produksi komoditas strategis dalam negeri agar mencukupi kebutuhan dalam negeri sendiri. Sejauh ini, yang telah dilakukan Kementerian Pertanian bersama para petani dan seluruh elemen masyarakat sudah ada pada jalur yang sesuai.

Ditahun 2016, sudah ada 3 komoditas yang mampu swasembada yakni beras, bawang merah, dan cabai. Di tahun 2017 ini ditargetkan jagung mampu swasembada juga. "Jika IPB terkenal dengan padinya, maka UTM dengan jagungnya", ungkap Rektor UTM H. Muh. Syarif ketika memberikan sambutan selamat datang kepada Menteri Amran. Syarif menjelaskan, universitas di bawah pimpinannya ini telah berfokus pada sektor jagung dan garam. Untuk saat ini, UTM telah mengembangkan benih jagung madura 1 dan madura 2. Saat ini, pihak universitas telah berhasil memproduksi 80 ton benih yang terdiri dari 60 ton benih jagung komposit dan 20 ton benih jagung madura 1 dan madura 2.

Mentan Amran di awal kuliahnya langsung menyambut baik benih jagung yang telah dihasilkan oleh UTM. Kementerian Pertanian langsung membeli 70 ton benih yang ada untuk diserahkan ke masyarakat dan mendukung program swasembada jagung. "kita beli ya pak rektor, 70 ton, nanti masuk pengadaan tahun ini, atau tahun depan, tapi diusahakan masuk tahun ini", pinta Amran. Selain itu, Kementan langsung memberikan 10 traktor roda empat untuk petani binaan UTM. Dalam hal produksi jagung sendiri, Indonesia di tahun ini belum ada impor jagung. "Hari ini tidak ada satu biji jagung masuk ke indonesia", ungkapnya dengan yakin.

Amran juga mengungkapkan, Kementerian di bawahnya sedang fokus dalam hal Rain Water Harvesting System dengan mambangun embung agar mampu mengairi 4 juta hektar lahan. "Seluruh air hujan yang jatuh ke bumi Indonesia tidak boleh mengalir ke laut sebelum menjadi karbohidrat, protein, dan vitamin", tandasnya. Menyikapi lahan tidur yang ada di Indonesia, Amran bertekad untuk mengoptimalkan lahan tersebut, "bangunkan lahan tidur, bangunkan pemuda tidur, Indonesia berjaya, akan menjadi lumbung pangan dunia".

Perlu diketahui, dulu Indonesia mengejar Food Security (ketahanan pangan), kemudian berlanjut self efficiency (swasembada), dan sekarang family welfare dimana setiap rumah tangga tangga petani didorong agar mampu menghasilkan sendiri kebutuhan pangan rumah tangganya.

Dekan Faperta Slamet Subari sempat menjabarkan data dari FAO dimana Indonesia memiliki 144 juta ha dan lahan basah seluas 9,4 juta ha. "Sedangkan untuk Madura sendiri memiliki potensi 360 ribu ha lahan kering dengan 160 ribu ha potensi lahan kering untuk jagung. Dengan produktivitas 6-7 ton, sekali panen Madura mampu menghasilkan 1.120.000 ton sekali panen", ungkap Subari.

Di perjalanan menuju UTM dari Kabupaten Sumenep, rombongan Menteri Pertanian sempat singgah mendadak beberapa saat di Kabupaten Sampang. Melihat ada masyarakat yang sedang berkumpul dan ternyata sedang mengupayakan Luas Tambah Tanam, Amran langsung meminta berhenti. Ternyata setelah berdiskusi sedikit ada kendala dalam hal pengairan. Mendengar hal ini, Amran langsung memberikan bantuan pompa air sejumah 10 buah untuk mengairi lahan yang ada dan langsung memberi target besok pagi pompa air sudah tiba di lokasi. Bukan main-main, Amran langsung meminta pompa langsung bisa dioperasikan paling lambat 2 minggu agar LTT tidak terhambat.




Berita Lainnya