Kementan Jauh Hari Sudah Antisipasi Kekeringan, Tidak Ada Paceklik di 2017


Jakarta (15/9) - Seperti diketahui, secara umum, Indonesia baru akan memasuki musim penghujan di bulan Oktober 2017. Di akhir musim kemarau ini, pemerintah terus fokus agar masyarakat yang bergantung kehidupan ekonominya dengan pengairan tidak terganggu terlebih dalam bidang pertanian. Puncak kemarau di bulan Agustus mampu dilewati dengan baik tanpa gangguan yang berarti di dunia pertanian.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian optimis mampu melewati musim kemarau tanpa paceklik. “Oktober November Desember tidak paceklik, Insya Allah tahun ini tidak paceklik (padi), ini dijaga ketat bulan kritis seperti sekarang, kritisnya Juli Agustus September”, ungkap Menteri Pertanian ketika melantik Pejabat Tinggi Pratama lingkup Kementerian Pertanian di Auditorium Kementerian Pertanian Jakarta. Dalam arahannya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap para pejabat yang ditempatkan di posisi baru mampu bergerak cepat dan mengawal capaian saat ini yang telah diperoleh, “tolong di kawal, titip jagung tidak ada impor sampai akhir tahun, pejabat baru (dilantik) bergerak cepat.

Kemampuan pemerintah untuk menjaga produksi komoditas pertanian di musim kemarau patut diapresiasi, pasalnya hal ini berkat kerja keras dan sinergi berbagai pihak dan juga bukan hal yang mudah. “Kekeringan ini insya Allah kita minimalisir, yang menarik adalah laporan Gubernur Jawa Barat, tahun ini kekeringan disana 3 ribu (ha) tahun lalu 100 ribu (ha) lebih, itu turunnya drastis karena salah satu adalah waduk jati gede berfungsi, kemudian yang kedua banyaknya pompa sudah kita kirim sudah puluhan ribu, kemudian embung-embung kita bangun, sumur dangkal, sumur dalam”, papar Amran.

Amran sekali lagi meyakinkan bahwa pemerintah telah berusaha keras untuk meminimalisir dampak kekekringan terhadap produksi pertanian, “kami yakin pasti kekeringan dampaknya menurun, karena kita sudah persiapkan 3 tahun, irigasi tersier 3 juta sudah terbangun, pompa-pompa puluhan ribu, kami yakin dampaknya mengecil, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang kita syukuri program kita tepat sasaran”, ujarnya.

Selain menyelesaikan masalah yang terjadi saat ini, pemerintah juga berencana memperkuat kelembagaan petani agar para petani mampu berdikari dari sisi hulu, pembuatan benih, sampai dengan hilir, peningkatan NTDS (Nilai Tambah Daya Saing). Pemerintah nantinya akan membentuk kelompok tani besar yang merupakan gabungan dari kelompok tani. Nantinya akan terbangun industri pertanian yang yang berada di lingkaran petani sendiri, dan para petani langsung yang menerima manfaatnya. “Petani nanti tidak menjual gabah, tapi menjual beras, petani nanti membuat benih sendiri, ini bisa diasuransikan dengan mudah, alat mesin pertanian kita lengkapi (tambah) semua full mekanisasi, bisa akses langsung bank”, jelasnya.

Demi meningkatkan kinerja di Kementerian Pertanian, Menteri Pertanian melantik lima Pejabat Tinggi Pratama yakni Surachman Suwardi menjadi Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Syamsul Ma’arif menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Yanuardi menjadi Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Widono menjadi Inspektur II, dan Bambang Pamuji menjadi Inspektur III.




Berita Lainnya