Mentan Amran Modali Babinsa Kabupaten Ende Rp 50 Juta Untuk Serap Gabah Petani


Jakarta (29/11) -  Menteri Pertanian tampak terharu saat Komandan Kodim (Dandim) 1602 Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Letkol Kav. Suteja, melaporkan kegiatannya di beberapa desa untuk menyerap gabah petani.

Letkol, Kav. Suteja menceritakan, upaya Bintara Pembina Desa (Babinsa) beberapa desa membantu menjaga serapan gabah petani. Di Ende, petani setelah selesai panen tidak langsung menjual hasil panennya ke tengkulak atau ke Bulog.

Lanjut Suteja, petani malah menyimpan hasil pertaniannya. Biasanya, petani menjual gabahnya ketika ada kebutuhan. Akan tetapi, kadang Bulog tidak bisa menyerap sehingga Dandim berinisiatif untuk memakai uang iuran bersama. Alhasil terkumpul Rp10 juta yang diperuntukkan untuk membeli gabah petani saat tak bisa diserap Bulog.

"Di Ende, petani enggak langsung jual hasil panennya. Tapi mereka jual kalau sudah ada kebutuhan, jadi kita harus siapkan uangnya," cerita Dandim tersebut di Secapa Bandung, Kemarin Selasa (28/11/2017).

Akan fakta ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai apa yang dilakukan Pak Dandim Ende bersama para Babinsa sangat berlian. Karena itu, dengan spontan Amran langsung meminta ajudannya menyiapkan dana pengganti. Amran langsung menyerahkan sebagian dari gajinya sebagai menteri senilai Rp50 juta untuk diserahkan kepada Dandim Ende.

"Saya berikan Rp50 juta kepada agar dana tersebut bisa dikelola lagi sebagai dana bergulir untuk penyerapan gabah disana," ujar Mentan tersebut. Bahkan, Menteri Amran langsung memanggil Dandim untuk serah terima uang tersebut.

Mendengar itu, Menteri Amran itu juga sempat menceritakan fase kehidupannya yang relatif susah. Sejak kecil, dia terbiasa dididik disiplin karena ayahnya juga seorang prajurit berpangkat Sersan Mayor.

"Kenapa saya terharu, karena bapak saya juga seorang Dandim, bahkan untuk makan, kami haru mencari batu gunung dulu untuk dijual ke perusahaan," kenang Mentan dengan suaranya sedikit parau.

Kami, sambung menteri asal Makassar itu, 12 bersaudara. Dengan upah yang diterima ayahnya sebagai Babinsa belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Mau tak mau, kita mesti bekerja keras hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Bisa dibayangkan gaji cuma Rp 116.000 tapi ayah kami tetap bersemangat tapi satu sisi biaya tidak cukup," ujarnya.

Dalam acara itu, Mentan Amran Sulaiman juga mendapat kejutan. Amran diajak bernyanyi bersama sebuah lagu mars Babinsa yang mengingatkan profesi ayahnya. "Terenyuh sekaligus terharu," katanya tegas.




Berita Lainnya