Kementan Jalankan Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Pertanian di Pandeglang


Pandeglang - Untuk meningkatkan pendapatan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) kembali memberikan bantuan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja). Kali ini, Program program tersebut menyasar RTM (Rumah Tangga Miskin) di Desa Madalsari, Pandeglang Banten pada Kamis (14/09).

Dengan semangat bantuan produktif sektor pertanian, Dirjen PKH I Ketut Diarmita memberikan langsung memberikan komoditas ayam untuk dipelihara, termasuk pakan, sarana, obat dan vitamain ternak. Program penanggulangan kemiskinan Kementan ini diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap program lain yang dijalankan pemerintah mulai dari program berbasis bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usaha kecil di kementerian dan lembaga lain.

"Tujuan dari bantuan ini adalah untuk meningkatkan penyediaan protein hewani dan pendapatan Rumah Tangga," ungkap  Ketut.

Ketut menyampaikan bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan satu dari 19 Kabupaten dari 10 Provinsi wilayah Program Bekerja. Pemilihan 10 Provinsi dan 19 Kabupaten ini selain berdasarkan jumlah RTM yang ada, juga berdasarkan respon positif Pemerintah Daerah dalam mendukung Pembangunan Pertanian.

"Berbahagialah Bapak Ibu yang mempunyai pemimpin daerah yang responsif," ungkapnya dalam di hadapan Bupati Pandeglang dan unsur Muspida Kabupaten Pandeglang.

Secara nasional bantuan ternak ayam pada Program Bekerja ditargetkan bagi 190.000 RTM. Di Kabupaten Pandeglang dialokasikan bantuan ternak ayam untuk 2.254 RTM dengan jumlah ayam sebanyak 112.700 ekor ayam. Ditjen PKH membantu 1.700 RTM dengan 85.000 ekor ayam, 510 Ton pakan dan obat-obatan 1.700 paket. Sisanya, untuk 554 RTM dengan 27.700 ekor ayam dan paket pakan serta obat-obatan dari Badan Pengembangan SDM Pertanian.

Bantuan dari Ditjen PKH telah terealisasi sebanyak 59,8% atau 50.850 ekor dengan pakan 50 Ton dan 1.017 paket obat-obatan. Pada hari ini akan dibagikan untuk 254 RTM dengan jumlah ayam 12.700 ekor dan pakan 12,7 Ton. Selanjutnya kekurangannya akan dibagikan pada tanggal 18 dan 19 September 2018 sesuai jadual dari perusahaan penyedia ayam dan pakan.

"Saya berharap sekali lagi kepada Tim Program Bekerja Kabupaten Pandeglang dapat menyelesaikan pembagian paket ayam secara baik dan tepat waktu," himbaunya. Ketut berharap semua petugas pendamping yang ditunjuk dan pembina agar dapat melakukan pendampingan dan pelaporan dengan baik dan rutin.

Ketut kembali mengingatkan bahwa keberhasilan program ini sangat tergantung pada kesungguhan penerima bantuan dalam mengembangkan ternak ayam yang diterima. Penerima agar memelihara  ternak dengan tata cara yang baik, memperhatikan waktu dan jumlah pemberian pakan, serta mengendalikan penyakit.

"Jika terjadi permasalahan dalam beternak jangan segan segan untuk mencari pertolongan kepada petugas lapangan yang terdekat," tambahnya.

Ketut mengungkapkan, dengan mengembangbiakan ternak, maka dari hari ke hari ternak akan bertambah besar, bertelur, dan bertambah banyak. Selain menambah konsumsi protein untuk keluarga Ia katakan bahwa beternak juga dapat menambah pedapatan. Selain itu juga berkontribusi dakam pemenuhan sumber protein hewani.

Dengan peran itu, ada masanya Indonesia dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan daging nasional sehingga tidak perlu impor bakalan atau daging dalam jumlah yang besar. Bahkan dapat meningkatkan ekspor daging ayam, karena ketersediaan dalam negeri meningkat.

Sementara Bupati Pandeglang Irna Narulita, menyampaikan, melalui Program Bekerja ini dia harapkan dapat menurunkan angka kemiskinan di Indonesia khususnya di Kabupaten Pandeglang.

 "Saya yakin dan percaya bahwa dengan Program Bekerja dapat menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang. Kita ingin merubah status RTM menjadi lebih baik atau tidak miskin lagi," ucapnya.

Pada kesempatan ini, Dirjen PKH juga sekaligus melakukan supervisi kegiatan upaya khusus sapi/kerbau indukan wajib bunting (UPSUS SIWAB). Dimana Provinsi Banten berdasarkan laporan sampai tanggal 8 September 2018, realisasi akseptor IB mencapai 1.852 dari target 3.900 ekor atau 48,74%. Realisasi kebuntingan 65,69% atau 2.119 ekor dari target 2.660 ekor, serta kelahiran mencapai 89,24% atau 1.899 ekor dari target 2.128 ekor.

"Saya berharap dalam waktu 3 bulan yang tersisa dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pencapaian target," himbau Ketut. Menurutnya capaian ini suatu karunia dan berkah, sehingga harus dikawal terus agar bisa berhasil sesuai dengan harapan.




Berita Lainnya