Penerapan Teknologi Lahan Rawa Berhasil Tingkatkan Produksi Pangan di Kalsel


Banjar Baru - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia benar-benar bisa mengembangkan lahan rawa hingga dimanfaatkan untuk masif untuk pertanian produktif. Hal tersebut diungkapkan saat membuka Pekan Pertanian Rawa Nasional kedua (PPRN II) di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10).
"Kita tidak perlu tanami mars atau bulan, kita tanami saja rawa Kalimantan yang jelas-jelas masih bumi dan sudah terbukti menghasilkan" kata Amran. 
Sebelumnya, Amran sempat meninjau jagung lahan rawa yang menurut BPS Kota Banjarbaru, produktivitasnya bisa menghasilkan lebih dari 20 ton per hektare berat kering panen. Amran  meyakini produksi tersebut masih bisa ditingkatkan hingga 25 bahkan 30 ton perhektare. 
PPRN ke II ink dihadiri 1.000 peserta terdiri dari petani, pelajar, akademisi, peneliti, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, para pengambil keputusan, dan masyarakat umum.
Peringatan pekan pertanian rawa nasional diperingati dengan peresmian Taman Sains Pertanian (TSP) Lahan Rawa seluas 39 hektar yang berada di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru.
Peresmian TSP dilaksanakan sebagai bukti kesiapan Kementerian Pertanian khususnya Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) dalam memberikan dukungan inovasi, teknologi optimalisasi, peningkatan produksi dan produktivitas pertanian di lahan rawa. 
"Kita harapkan TSP Lahan Rawa ini menjadi percontohan sistem pertanian rawa di Kalimantan bahkan untuk daerah lain di Indonesia yang memiliki lahan rawa belum termanfaatkan secara optimal," ujar Amran.
Menurut data Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian luas lahan rawa seluruh Indonesia sekitar 34,1 juta hektar yang tersebar di 300 kab/kota dari Sumatera hingga Papua dengan potensi pemanfaatan pertanian yang cukup besar salah satunya dibuktikan dengan produksi jagung di atas yang mampu mencapai 20-22 ton per hektar.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Abdul Haris Maki mengatakan luas lahan rawa Kalimantan Selatan sekitar 900 ribu hektar dimana sekitar 700 sampai 800 ribu hektar berpotensi untuk pengembangan pertanian. “Anjir Tambang dan Anjir Serapah merupakan daerah rawa yang menjadi sentra produksi padi, bahkan beberapa lokasi trasnmigrasi di Kalimantan Selatan dibangun di atas rawa dan mampu menjadi kota kota baru yang berkembang pesat hingga saat ini” ujar Haris.
Haris menyatakan Kalimantan Selatan merupakan salah satu lumbung pangan nasional dengan produksi padi mencapai 2,45 juta ton dan dengan dibukanya lahan rawa di Jejangkit maka produksi padi dapat bertambah sekitar 30 ribu ton.
Sementara itu, dalam wawancara dengan Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan pengembangkan sarana prasarana serta teknologi pengelolaan lahan rawa oleh Kementan khususnya Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) menjadi alasan lahan rawa dapat mendukung produksi pangan nasional saat ini dan di masa mendatang.
 



Berita Lainnya