KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA

ID EN

Dorong Nilai Tambah Petani, Kementan Perkuat Hilirisasi Kelapa Genjah di Bantul


Kamis, 6 November 2025 19:15:47 Rustan

Bantul -  Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus memperkuat langkah hilirisasi perkebunan nasional. Salah satunya diwujudkan melalui kegiatan Tanam Perdana Kelapa Genjah di Kelompok Tani Bumi Mukti, Dusun Srungo II, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (5/11/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Hilirisasi Perkebunan, sebuah inisiatif strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan dan memperkuat kemandirian ekonomi petani. Program ini menitikberatkan pada pengembangan kawasan terpadu dari hulu hingga hilir, agar hasil perkebunan tidak berhenti di bahan mentah, tetapi mampu diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
 
Direktur Pelindungan Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Hendratmojo Bagus Hudoro, menyampaikan bahwa subsektor perkebunan memiliki peranan strategis dalam perekonomian nasional, baik dari sisi ekspor maupun penyerapan tenaga kerja. Namun, menurutnya, masih banyak komoditas yang dijual dalam bentuk bahan mentah, sehingga potensi nilai tambah di tingkat petani belum sepenuhnya tergarap.
 
“Hilirisasi merupakan langkah konkret untuk memastikan nilai tambah dinikmati petani dan masyarakat. Dengan adanya fasilitas pengolahan di kawasan produksi, rantai pasok menjadi lebih efisien dan kesejahteraan petani meningkat,” ujar Bagus.
 
Lebih lanjut Bagus menambahkan, kelapa genjah merupakan salah satu komoditas unggulan yang memiliki masa panen cepat, produktivitas tinggi, dan pasar yang luas. Komoditas ini dinilai sangat sesuai dengan karakter wilayah Yogyakarta, karena selain mendukung sektor pangan, juga membuka peluang bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif  mulai dari minuman segar, santan, tepung kelapa, hingga berbagai produk turunan berbasis air kelapa.
 
Sebagai langkah nyata memperkuat hilirisasi kelapa, pemerintah menyiapkan pembangunan 20 pabrik pengolahan di berbagai sentra produksi nasional. Upaya ini diharapkan mampu memperkuat industri hilir, membuka lapangan kerja baru, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
 
"Program ini memerlukan sinergi. Pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, dan petani harus bergerak bersama agar manfaat ekonominya benar-benar dirasakan masyarakat,” tambah Bagus.
 
Dukungan terhadap upaya ini juga datang dari Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang menyatakan komitmen penuh pemerintah daerah dalam pengembangan kelapa genjah di wilayahnya. Menurutnya, langkah Kementerian Pertanian tersebut sejalan dengan arah kebijakan pembangunan daerah yang menempatkan pertanian dan perkebunan sebagai sektor unggulan.
 
“Program ini sejalan dengan prioritas daerah kami untuk memperkuat sektor pertanian dan perkebunan sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat. Kami optimistis kelapa genjah akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Bantul dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Abdul.
 
Terpisah, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, menegaskan bahwa kegiatan tanam perdana di Bantul menjadi langkah awal transformasi sistem perkelapaan nasional menuju perkebunan modern, berkelanjutan, dan bernilai tambah tinggi.
 
“Melalui kolaborasi lintas pihak, Program Hilirisasi Perkebunan diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi daerah dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani di seluruh Indonesia,” jelas Roni.
 
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang dalam berbagai kesempatan menegaskan pentingnya penguatan hilirisasi sebagai strategi besar pembangunan pertanian nasional. Mentan Amran menekankan bahwa pengembangan kelapa harus dilakukan secara terpadu, mulai dari peningkatan produktivitas di tingkat petani, penguatan kelembagaan, hingga pembangunan industri pengolahan di sentra-sentra produksi. Dengan demikian, nilai tambah yang tercipta dapat dinikmati langsung oleh petani dan mendorong tumbuhnya ekonomi di perdesaan.
 
Menurutnya, langkah hilirisasi perkebunan merupakan arahan langsung Presiden RI agar sektor pertanian tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga mampu memberikan nilai tambah nyata bagi petani dan daerah.
 
“Hilirisasi kelapa, termasuk pengembangan kelapa genjah di Bantul, menjadi contoh nyata pembangunan rantai pasok terpadu dari hulu hingga hilir. Dengan memperkuat industri pengolahan di tingkat kawasan dan kelembagaan petani, pemerintah mendorong agar nilai tambah dapat dinikmati langsung oleh petani dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka,” pungkas Amran.
 
Sebagai informasi, Kementan saat ini memfokuskan Program Hilirisasi Perkebunan pada tujuh komoditas unggulan: kelapa, kopi, kakao, lada, pala, tebu, dan jambu mete. Untuk komoditas kelapa, pemerintah menargetkan pengembangan kawasan seluas 221.890 hektare secara nasional hingga 2027. Pada tahun 2025, program dimulai di tiga provinsi dengan total 3.615 hektare, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan alokasi di Bantul (123 ha), Kulon Progo (127 ha), dan Sleman (100 ha).

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset