Menteri Pertanian Panen Bawang di Ngantang - Malang, Tegaskan Produksi Tetap Berjalan


Malang - Usai kunjungi kecamatan Sumberpucung dan Pagak melakukan panen padi dan jagung, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman melanjutkan kunjungan kerjanya di kabupaten Malang untuk panen bawang di Kecamatan Ngantang, Malang, Selasa (02/02).

Pada kesempatan tersebut Mentan Amran berkesempatan untuk berdialog bersama petani yang hadir. Mentan menjelaskan, dia begitu menyayangi petani sehingga dua minggu yang lalu ada perusahaan yang minta izin impor 50 ribu ton, tapi Mentan tolak.

“Untuk bawang, Kementerian Pertanian punya strategi yaitu bulan short-age pada saat kekurangan produksi, saat itu kami tanam dan saat ini telah disiasati dengan mengembangkan di daerah up-land seluas 2.500 hektar. Sehingga saat ini walau bukan musim bawang tetap bisa produksi luar biasa harganya 8 ribu dan di kota harganya 30 ribu jadi kubur dalam-dalam dikatakan harga naik karena produksi gak ada, ini nyatanya ada baru dua minggu atau satu minggu lalu baru beli bawang harga 10 ribu daripada beli di negara lain,” papar Mentan.

Menurut Mentan, naiknya harga bawang merah karena adanya spekulasi dari orang-orang yang berada di tengah-tengah antara petani dan konsumen. “Ini seharusnya dibikin bahagia semuanya. Caranya adalah middleman itu harus kita persempit, dengan mengurangi sedikit keuntunganya. Caranya yaitu kontrol dengan mekanisme pasar dengan memperkuat Bulog,” ujar Mentan.

Diketahui volume ekspor bawang merah di tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 219 persen dari tahun sebelumnya yang mengkespor sebanyak 4.439 ton, di tahun 2015 ini mengalami kenaikan menjadi 14.149 ton. Untuk impor, komoditas bawang merah mengalami penurunan drastis sebanyak 82 persen.

Mentan mengungkapkan di empat hari yang lalu Duta Besar Thailand meminta bawang mereka masuk Indonesia, namun dijawab Mentan bahwa bawang di Indonesia masih cukup.

“Kita syukuri mudah-mudahan kita bisa bangun ke depannya. Ke depan juga kita sinergikan dengan kita bangun supply chain jadi wings salah satu importir tadi langsung beli ke petani sehingga petani juga nikmati harga, harga Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu itu sudah untungkan petani, jangan jadi jatuh seperti tahun lalu,” ujarnya.

Ini merupakan langkah Kementerian Pertanian membentuk struktur pasar baru yaitu memperpendek supply chain, rantai pasok, langsung user atau pabrikannya datang ke petani sehingga konsumen nikmati karena harga pasti turun, dan petani juga nikmati.

“Inilah yang kita bangun memang berat banyak tantangannya banyak demo protes, Insyaallah dalam waktu dekat selesai seperti jagung,” jelas Mentan.

“Bawang selesai, jagung sebentar lagi kita selesaikan harga bagus petani bersemangat untuk tanam. Persoalannya berteriak konsumen, kita selesaikan, solusinya bulog punya jagung 400 ribu ton. Sekarang, ini petani kecil langsung diambil Bulog yang jadi stabilisator, ini kekuatan kita, pemerintah harus hadir di tengah masyarakat untuk berbuat,” ungkap Mentan.




Berita Lainnya