RILIS: Gerakan Nasional Penanaman 50 juta Pohon Cabai (GERTAM CABE) di Pekarangan


Jakarta (22/11) – Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan menyikapi situasi fluktuasi harga cabe yang terjadi setiap tahun, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman melakukan pencanangan “Gertam Cabai” Gerakan Nasional Penanaman 50 juta pohon cabai di pekarangan. Kegiatan ini digelar tanggal 22 November 2016 di Lapangan Tembak Kostrad, Cilodong, Kota Depok yang dihadiri sekitar 10.000 orang terdiri dari siswa-siswi sekolah, Kelompok Wanita Tani, anggota asrama Divisi Infantri 1 Kostrad Cilodong, masyarakat dan para undangan lainnya. Dalam acara ini akan dibagikan 10.000 sachet benih dan pohon cabai serta sayuran lainnya. 

Tujuan kegiatan ini adalah 1) Memasyarakatkan optimalisasi lahan pekarangan, baik di pedesaan maupun diperkotaan dengan memproduksi kebutuhan pangan oleh keluarga dan masyarakat; 2) Mengatasi gejolak harga pangan, khususnya cabe dengan menanam cabe di masing-masing pekarangan di setiap keluarga. Melalui pencanangan gerakan Gerakan Nasional Penanaman 50 juta Pohon Cabai di pekarangan diharapkan dapat memberikan solusi dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan.

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun bibit desa dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam terjaga. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat. 

Kegiatan ini dilakukan melalui pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan pangan keluarga. Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan kemampuan kelompok wanita membudayakan pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA), termasuk kegiatan usaha pengolahan pangan rumah tangga untuk menyediakan pangan yang lebih beragam. Di setiap desa dibangun kebun bibit untuk memasok kebutuhan bibit tanaman, ternak, dan/atau ikan bagi anggota kelompok dan masyarakat, sehingga tercipta keberlanjutan kegiatan. 

Kelompok sasaran kegiatan ini adalah kelompok wanita yang beranggotakan minimal 15 orang yang berdomisili berdekatan dalam satu desa. Setiap anggota kelompok maupun penduduk desa wajib memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman sumber pangan (sayuran, buah, umbi umbian) ataupun memelihara ternak dan/atau ikan, dengan tujuan untuk mencukupi ketersediaan pangan dan gizi di tingkat keluarga atau rumah tangga. Hasil dari usaha pekarangan ini diutamakan untuk dikonsumsi oleh rumah tangga dan apabila berlebih dapat dibagikan/disumbangkan kepada anggota kelompok atau secara bersama-sama dijual oleh kelompok. Setiap pekarangan rumah anggota kelompok diharapkan dilengkapi dengan sarana pembuatan pupuk kompos dari sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak serta sisa-sisa limbah dapur untuk digunakan sendiri. Sasaran lokasi kegiatan di dilaksanakan di 34 provinsi yang terdiri dari: - 2.873 desa lanjutan tahun 2015 di 256 kabupaten/kota - 2.012 desa baru tahun 2016 di 139 kabupaten/kota.

Kegiatan ini telah terbukti banyak memberikan manfaat bagi masyarakat baik bagi anggota kelompok wanita maupun lingkungan kawasan di sekitarnya. Bagi pelaku anggota kelompok wanita, kegiatan ini dapat memberikan sumbangan pangan untuk dikonsumsi bagi keluarga, menghemat pengeluaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari dan terjadinya diversifikasi konsumsi pangan pada rumah tangga anggota. Bagi lingkungan kawasan, kegiatan ini dapat membuat suasana asri dan lingkungan lebih nyaman.




Berita Lainnya