Kementan Fokuskan Upsus SIWAB Dukung Swasembada Protein Hewani


Denpasar, Bali - Dalam rangka penyediaan protein hewani bagi masyarakat, Kementerian Pertanian melakukan intervensi melalui berbagai kebijakan di sektor peternakan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan langkah peningkatan populasi hewan ternak.

"Program unggulan kita adalah Swasembada Protein, kita mencoba menerobos Jepang untuk ekspor ayam yang produksinya dua kali lipat. Komoditas daging khususnya sapi, kita ada program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), jangan biarkan sapi betina indukan berkeliaran di Indonesia jika tidak bunting," ucap Menteri Pertanian, Amran Sulaiman pada Pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Nasional (Rakorteknas) ke-2, Bali (23/11).

Mentan menjelaskan  Pemerintah telah menyusun Grand Design 30 Tahun untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia. Capaian tersebut harus diimbangi dengan kinerja yang maksimal dari seluruh pihak termasuk para peserta Rakorteknas yang hadir. Mentan mencontohkan untuk meniru semangat kerja warga Negara Singapura bekerja keras 2 kali lipat, 16 jam per hari.

Mentan menyampaikan permasalahan yang ada adalah sulitnya mengubah mindset (pola pikir) masyarakat terhadap swasembada protein. Sebagai informasi, persentase protein ayam 24 %, sapi 22% dan ikan 17%. Saat ini, Indonesia sudah swasembada ayam dan kambing, tetapi masyarakat masih mengganggap konsumsi daging ayam kurang dihargai dibandingkan daging sapi.

“Tubuh kita butuh protein dan tidak mengenal hanya satu jenis sumber protein hewani saja, ini pemahaman yang harus terus disampaikan (kepada masyarakat),” tegas Mentan.

Melalui Upsus SIWAB yang dilaksanakan di seluruh Indonesia, Mentan memfokuskan pada kegiatan optimalisasi pelaksanaan perkawinan secara Inseminasi Buatan (IB). UPSUS SIWAB yang dimulai tahun 2017 akan dilaksanakan melalui strategi optimalisasi pelaksanaan IB di 33 provinsi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu daerah sentra sapi yang pemeliharaannya sudah dilaksanakan secara intensif seperti di Jawa, Bali dan Lampung, daerah sentra ternak dengan sistem pemeliharaan semi intensif seperti di Sulawesi Selatan, Sumatera dan Kalimantan, serta daerah ekstensif yang tersebar di propinsi NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi, NAD dan Kalimantan Utara.

"Kalau 3 juta sapi betina indukan bunting, berturut-turut tiga tahun, tidak ada lagi cerita Indonesia kekurangan daging dan seterusnya," ujar Mentan




Berita Lainnya