Wujudkan Ketahanan Pangan, Kementan-TNI Tingkatkan Kerjasama


JAKARTA - Untuk mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kerjasama Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengawal peningkatan produksi komoditas pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andy Amran Sulaiman mengatakan, selama pemerintahan Jokowi-JK, kemajuan pertanian tidak lepas dari bantuan TNI khususnya Babinsa.

"Saya sangat mengapresiasi bantuan dari TNI khususnya dari Babjnsa yang sudah terjun ke persawahan. Berkat sinergi ini sekarang sudah menunjukkan hasilnya. Dari 14 komoditas yang diprioritaskan, 13 komoditas produksinya naik hanya kedelai yang turun. Semua ini tercapai karena pemerintah bersama-sama TNI dan Polri bergandengan tangan dengan para petani untuk mendukung itu semua," ujar Mentan Amran dalam paparannya di Rapim TNI Tahun Anggaran 2017 di Gedung Gatot Subroto, Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017).

Dengan adanya sinergi ini, Menteri Amran menargetkan paling lambat tahun 2018 sudah swasembada jagung setelah berhasil mencapai swasembada beras.

"Sekian puluh tahun kita impor dari Argentina, Belgia dengan Amerika. Tahun ini impor kita turun 66 persen. Itu capaian tertinggi sepanjang sejarah republik ini," ujar Mentan Amran.

Dalam paparannya, Mentan Amran menyampaikan capaian Kementan dengan program-program terobosannya. Di antaranya pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan) sebanyak 180.000 unit per tahun atau naik 2.000% sebelum pemerintahan Jokowi-JK,  pemberian asuransi pertanian untuk melindungi petani, revitalisasi jaringan irigasi, bantuan pupuk dan benih gratis.

"Asuransi ini untuk melindungi petani. Terkadang ada musibah banjir, El Nino dan La Nina. Kalau gagal dibayar Rp 6 juta per hektar. Petani hanya bayar Rp 36 ribu per hektar. Bekerja sama dengan jasindo supaya petani tidak menunggu terlalu lama setelah gagal," ujar Mentan Amran.

Selain itu, Kementan bekerjasama dengan Kementerian lain, juga membangun perbatasan. Dirinya telah keliling ke perbatasan untuk membangun pertanian di wilayah perbatasan. Salah satunya di Kepulauan Riau (Kepri).

"Di Kepri 71 tahun Indonesia merdeka tapi tidak mengenal batang padi. Di sana ada selundupan beras, bawang dan cabai dari Singapura. Padahal Singapura tidak ada lahan. Saya sudah minta gubernur untuk menutup jalur tikus agar tidak ada impor masuk secara ilegal," jelas Mentan Amran.

Terkait upaya swasembada daging, Mentan memaparkan program Siwab yang sudah mulai menunjukan hasil pada 2016.

"Siwab, ada kelahiran sapi di 2016 sebanyak 1,4 juta ekor. Tidak boleh keliaran sapi indukan kalau tidak bunting. Kita hanya butuh 1 juta sapi setiap tahun," pungkas Mentan Amran.

Di kesempatan yang sama, Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku bangga jajarannya bisa membantu negara dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. Menurutnya, dengan ketahan pangan nasional merupakan salah satu faktor penentu stabilitas di negera ini. Jika ketahanan pangan tidak tersedia, bangsa ini bisa goyah, bahkan chaos (kacau).

"Lanjutkan apa yang sudah dilaksanakan Angkatan Darat. Sekarang dari Angkatan Laut juga melaksanakan bersama-sama dan juga Angkatan Udara. Semua harus lakukan agar swasembada pangan tercapai,” kata Panglima Gatot.

Ia mengapresiasi kerjasama TNI Angkatan Darat dengan Kementan yang terjadi selama ini dalam meningkatkan produksi pangan nasional. Data terakhir menyebutkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen. Salah satunya didukung sektor pertanian.

"Optimalisasi produksi pangan harus selalu melaju lebih unggul agar tidak tergilas tekanan negatif ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi hanya 5,1 persen, inflansi di atas 5,5 persen, maka terlihat masyarakat tidak mempunyai daya beli, walaupun pertumbuhan ekonomi membaik. Ini yang harus sama-sama kita tingkatkan,” tuturnya.

Dia juga menyampaikan potensi maritim (laut) menjadi suatu peluang dan kekuatan apabila dieksploitasi secara terencana dan terukur. Dia berharap Angkatan Laut bisa membina para nelayan dengan metode yang baik untuk meningkatkan penghasilannya.




Berita Lainnya