Pengembangan Pertanian Perbatasan di NTT


Kupang - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman bersama dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Fransiskus Lebu Raya, melaksanakan panen raya jagung hibrida varetas Srikandi Putoh di desa Kenebibi, Kabupaten Belu, NTT (14/3). Mentan juga didampingi Bupati Malaka, Stefanus  Briaseran, Bupati Belu, Willy Broduslay dan Perwakilan DPD II NTT Ibrahim Agustinus Medah.

Mentan dalam sambutannya menghimbau kepada petani di Belu dan Malaka agar memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami jagung. Mentan bahkan menargetkan penanaman jagung seluas 50.000 Ha di Malaka dan 25.000 Ha di Belu.

"Jangan ada sejengkal lahan tidur yang tidak termanfaatkan," ujar Mentan.

Gubernur NTT pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa sejak tahun 2008  sudah dicanangkan NTT sebagai Propinsi Jagung. Hal ini dikarenakan semangat masyarakat NTT untuk budidaya jagung. Harapannya agar pasar untuk jagung tetap terjaga karena ini sebagai motivasi masyarakat untuk meningkatkan produksi.

NTT dikenal sebagai salah satu propinsi penghasil jagung terbesar se-Indoesia. Tahun 2014, total produksi jagung di NTT sebesar 647.108 ton sedangkan tahun 2015 sebesar 685.081 atau mengalami peningjatan sebesar 5.87 %. Dan hingga triwulan 2017,  total produksi telah mencapai 680.000 ton. Dengan demikian NTT secara konsisten mampu menjaga peningkatan produksi dari tahun ke tahun.

Selain panen simbolik, Mentan juga menyerahkan bantuan untuk petani Jagung di Belu dan Malaka berupa benih, traktor, pompa air, dan kultivator.

Pada kesempatan itu pula, Mentan mengunjungi Motaain sebagai salah satu wilayah perbatasan Indonesia dan juga jalur distribusi ekspor. Sehingga NTT harus mampu mengekspor jagung, bawang merah, kacang tanah dan kacang hijau ke Timor Leste.

“Tiga bulan ke depan kita canangkan untuk ekspor jagung, bawang merah dan kacang ke Timor Leste. Saat ini kita mulai tanam,” tegas Mentan.




Berita Lainnya