Kementan Dorong Pengembangan Lada Bangka Belitung


Jakarta (21/4) – Kementerian Pertanian jalankan program untuk dorong pengembangan lada putih di propinsi Bangka Belitung. Lada putih Bangka Belitung yang dikenal di pasar dunia sebagai Munthok White Pepper memiliki rasa sangat pedas dan berkadar peperin tertinggi di dunia, sehingga menjadikannya lada dengan harga termahal di dunia. 

Selama 5 tahun terakhir harga lada khususnya lada putih fluktuatif namun cenderung meningkat dari waktu ke waktu, bahkan pernah mencapai sekitar Rp. 180.000,-  per Kg. Ini harga tertinggi yang pernah dicapai selama ini. Meskipun, pada akhir 2016 terjadi penurunan namun tren saat ini menunjukkan harga  berada di kisaran Rp. 115.000 – Rp.130.000,- per kg.

Untuk mendukung pengembangan lada putih Bangka Belitung, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian meluncurkan berbagai program melalui peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman secara terintegrasi dan berkelanjutan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi pengembangan komoditi (rehabilitasi, intensifikasi dan diversifikasi), peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha, peningkatan investasi usaha serta pengembangan sistem informasi.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, Ditjen Perkebunan mendorong pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan melalui pelatihan asistensi dan pendampingan.

Ditjen Perkebunan juga bekerja sama dengan Badan Litbang Pertanian dalam memperkenalkan inovasi dalam budidaya lada. Salah satu yang diperkenalkan adalah integrasi lada dan ternak dengan pemanfaatan tajar hidup sebagai pakan ternak. Pengintegrasian diharapkan dapat mendorong pengembangan dua komoditas ini secara berkesinambungan. 

Di samping itu, Ditjen Perkebunan turut memperkenalkan teknologi pembibitan stek lada satu ruas di polybag. Sistem pembibitan seperti ini dapat  menghasilkan bibit unggul dan lebih adaptif  dibandingkan dengan teknik tradisional yaitu menanam langsung di lapangan benih stek lada 7 ruas. Teknologi pembibitan tersebut berkembang pesat dengan tumbuh dan berkembangnya penangkar dan pelaku usaha benih lada yang dikelola baik kelompok pemuda maupun petani lada.

Untuk wilayah Bangka Belitung, usahatani lada putih masih jauh lebih menguntungkan dibandingkan  komoditi lain. Sebagai contoh,  dengan memperhitungkan produktivitas lada di Bangka Belitung yang rata-rata mencapai 1,5 ton/ha/tahun dengan harga Rp.120.000 per kg, maka pendapatan kotor yang diterima petani Rp 180 juta. Biaya yang dikeluarkan per ha/tahun sebesar Rp 40 juta (dengan asumsi umur ekonomis 8 tahun, sehingga depresiasi/tahun 15 juta ditambah dengan biaya operasional tanaman menghasilkan Rp 25 juta per ha/tahun). Dengan demikian, pendapatan bersih petani lada per ha/tahun sebesar Rp140 juta.

Dengan potensi keuntungan tersebut, Kementerian Pertanian mengharapkan usaha tani lada putih di Bangka Belitung bisa terus berkembang dan menjadi sumber penghasilan bagi petani Bangka Belitung.




Berita Lainnya