Mekanisasi dan Pemberdayaan Petani Kunci Wujudkan Kedaulatan Pangan


Aceh - "PENAS merupakan kesempatan kita meningkatkan ekonomi masyarakat, melalui PENAS saya diharapkan perwakilan dari daerah yang hadir saat ini dapat menginformasikan kepada pelaku usaha investor bahwa Aceh saat ini aman dan damai untuk berinvestasi" ujar Gubernur Nangroe Aceh Darussalam, Zaini Abdullah dalam Dialog Interaktif "Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani dan Nelayan dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota se-Indonesia" di Hotel Hermes, Banda Aceh (6/5).

Zaini menambahkan "Saya sangat mengapresiasi Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang sangat gigih dalam pengembangan pertanian, ketika di awal masa jabatan saya sebagai gubernur beliau hadir di Aceh untuk mendongkrak produksi jagung. Saya berharap semoga Aceh ke depan dapat menjadi bagian dari lumbung pangan nasional". 

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono yang hadir sebagai narasumber mewakili Menteri Pertanian mengatakan
"Pertumbuhan pertanian selalu positif walaupun terdapat krisis ekonomi, contohnya produk beras dan jagung meningkat. "Walaupun pemerintah mampu stop impor beras, cabai, dan bawang di tahun 2016, tetapi masih ada saja pengamat yang meragukan capaian pemerintah, sekalipun data tersebut berasal dari Biro Pusat Statistik (BPS)". "Pada sisi lain, petani menunjukkan mampu berproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, walau masih dianggap pihak yang lemah". "Untuk itu, pemerintah tampil di semua lini termasuk sektor pertanian karena merupakan bagian ruang ekonomi rakyat", demikian Sekjen Kementan menambahkan.

Sebagai solusi mewujudkan kedaulatan pangan, "Pemerintah telah menganggarkan 5 trilyun rupiah setiap tahun untuk mekanisasi pertanian melalui penyediaan alat dan mesin pertanian guna peningkatan produksi". "Tak hanya itu, juga dibangun embung sebanyak 30.000 sebagai tabungan air untuk mengantisipasi kekeringan", jelas Sekjen Kementan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyampaikan, "Bantuan yang perlu diterima petani agar lebih sejahtera adalah pasca panen dan perbaikan harga". Terkait produksi kedelai yang rendah, Winarno berpendapat, "Hal ini karena petani kurang tertarik menanam, sehingga perlu dilakukan pendekatan bioteknologi sebagai salah satu alternatif peningkatan produksi".

Melalui Dialog Interaktif ini, Kementerian Pertanian mengajak Gubernur, Bupati, dan Walikota se-Indonesia selaku pimpinan daerah bersama-sama mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Target ini dilakukan secara bertahap lewat penetapan target swasembada komoditas pangan sejak tahun 2016 di antaranya adalah padi, bawang merah, dan cabai. Diikuti target swasembada jagung (2017), gula konsumsi (2019), kedelai (2020), gula industri (2025), daging sapi (2026), dan bawang putih (2033).




Berita Lainnya