Kementan Salut Kepada Petani di Kubu Raya


Kubu Raya - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan produksi padi nasional pada 2017 kembali melampaui kebutuhan nasional, seperti tahun lalu. Dengan demikian, tren penutupan keran impor berlanjut. 

Demikian disampaikan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang diwakili Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP Kementan, Benny Rachman, sela panen raya di Desa Pal Sembilan, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (20/10/2017).

"Surplus negara kita tercatat 15 juta ton. Setelah produksi dikurangi kebutuhan, surplus 12 juta ton. Sehingga, ekspor. Salah satunya di perbatasan," ujarnya. Sebagai informasi, Menteri Amran mengekspor beras produksi Kabupaten Sanggau sebesar 25 ton ke Malaysia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Jumat pagi.

Atas capaian tersebut, kata Benny, Menteri Amran mengucapkan terima kasih kepada para petani dan pemerintah daerah (pemda), karena berjuang bersama-sama meningkatkan ketahanan pangan. "Terbukti, kalau kita lihat dari tampilan tanaman pangan, itu menjanjikan dan sangat memuaskan," jelasnya.

Pemerintah melalui Kementan, tambah Benny, berjanji bakal terus berada di sisi petani melalui sejumlah program dan terobosan yang dapat dinikmati langsung. Misalnya, dengan terus menyalurkan bantuan produksi, alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga perbaikan infrastruktur.

"Terobosan lain ada asuransi. Gagal panen, puso, sudah dijamin pemerintah dan sudah diimplementasikan di beberapa provinsi, kabupaten," ucapnya. Ada pula kebijakan penetapan harga acuan pemerintah sebagai komitmen melindungi petani dari ketidakpastian harga. 

Benny pun secara khusus mengapresiasi produktivitas di Kubu Raya, karena cukup baik dan hampir menyamai daya produksi di Pulau Jawa. Padahal, di Kalbar umumnya tergolong lahan pasang surut. "Mudah-mudahan di sini tidak alami gagal panen," harapnya.

Dukungan terhadap Kubu Raya turut disampaikan Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan, M Amiruddin. Soalnya 55.000 dari 80.000 hektar wilayahnya dimanfaatkan untuk lahan pertanian, meski luas areal yang berproduksi 45.000 hektare. Bahkan, menjadi daerah kedua terbesar penghasil beras setelah Sambas.

Dia pun berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya memanfaatkan lahan yang masih ada, khususnya yang 'menganggur', sehingga berkontribusi terhadap pendapatan masyarakat. "Ini perlu menjadi perhatian kita semua," imbaunya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar, sambung Aminuddin, pun meminta para petani di Kubu Raya tak sekadar fokus pada on farm semata. Namun, juga memanfaatkan lahan untuk kegiatan lain sebagai sumber penghasilan tambahan.

"Apakah pengolahan padi, dedak melimpah untuk umpan pakan ikan, itik, bebek. Ya, lumayan untuk tambah uang dapur," katanya mencontohkan. Dia juga meminta Pemkab Kubu Raya dan masyarakat tak cepat menjual lahan produktif kepada pengembang untuk dijadikan kawasan hunian baru.

Sementara itu, Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus, menyatakan pemkab terus berupaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Hal tersebut dilakukan sebagai komitmen merealisasikan Nawacita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Sejalan dengan program Nawacita Pak Presiden, tentu visi-misi kami untuk wujudkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sesuai potensi wilayah," ujarnya. Mengingat pertanian menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) terbesar kedua, maka Pemkab Kubu Raya fokus membangun sektor agraria.




Berita Lainnya