Sebelas Duta Besar Negara Sahabat Menikmati Rangkaian Diplomatic Tour HPS Untuk Meningkatkan Investasi


Pontianak - Rombongan duta besar dari   11   negara   sahabat   dan   19   diplomat   dari   negara   sahabat   dan   organisasi internasional   untuk   mengikuti rangkaian acara  Diplomatic Tour  Hari Pangan Sedunia (HPS)  ke-37 Tahun 2017. Duta Besar yang hadir dalam kegiatan ini berasal dari Uzbekistan, Irlandia, Swiss,Venezuela,   Panama,   Saudi   Arabia,   Maroko,   Portugis,   Bangladesh,   Peru,   danLebanon. Sementara delegasi lainnya berasal dari FAO, WHO, CAPSA-UNESCAP,Australia,   Austria,   Azerbaijan,   Bahrain,   Brazil,   Cambodia,   Chile,   Costa   Rica,Kazakhstan, Kuwait, New Zealand, Pakistan, PR China, dan Thailand.

Kegiatan   ini   dipusatkan   di   Kota   Pontianak   dan   Kabupaten   Kubu   Raya,   Propinsi Kalimantan Barat dengan lokasi tour meliputi : 1. Welcome Dinner  oleh Bupati Kubu Raya yang diadakan pada hari sebelumnya tanggal 18 Oktober 2017 di Aula Kabupaten Kubu Raya, 2. Eksplorasi pemanfaatan lahan gambut untuk tanaman sayuran di daerah Siantan, Pontianak, 3. Pengenalan lebih dekat proses pengolahan lidah buaya (aloe vera) untuk ekspor di salah satu pabrik PT. INACO di Jl. 28 Oktober Pontianak, 4. Kunjungan ke Rumah Adat Melayu dan Rumah Adat Dayak (Rumah Radakng) diJl. Sutan Syahrir Pontianak, 5. Kunjungan ke Museum Propinsi Kalimantan Barat di Jl. Ahmad Yani Pontianak, 6. Penamanan Pohon Lokal untuk Penghijauan di kompleks Kodam XII/Tanjungpura di Kabupaten Kubu Raya, 7. Kunjungan ke Pameran HPS di kompleks Kodam XII/Tanjungpura di KabupatenKubu Raya, dan 8. Diakhiri  dengan  Farewell  Dinner  oleh  Gubernur  Kalimantan  Barat  di Pendopo Propinsi Kalimantan Barat. Budidaya sayuran di lahan gambut oleh para petani di Pontianak merupakan sumber mata   pencaharian   utama   di   kawasan   tersebut.  

Hasil   produksinya   bahkan   telah dipasarkan ke luar kota, seperti di Kabupaten Sanggau. Sayuran yang ditanam punter lihat   segar   meskipun   suhu   udara   relatif   panas.   Pada   saat   kunjungan,   petani sedang   menanam   tanaman   sawi.   Delegasi   antusias   bertanya   terkait   teknis pengelolaan lahan gambut dari proses pertama sampai dengan siap ditanami dan dijawab oleh Dr. Hatta, peneliti lahan gambut dari Badan Litbang Pertanian. Selanjutnya,   delegasi   dibawa   melihat   secara   langsung   proses   pengolahan   lidah buaya dari bahan baku sampai produk jadi yang siap diekspor di pabrik PT. INACO.

Delegasi mengagumi proses pengolahan produk tersebut yang telah menerapkan standar keamanan pangan  Hazard Analysis and Critical Control Points  (HACCP). Delegasi  juga diberi kesempatan untuk mencicipi  secara langsung hasil produksi pabrik yang mempunyai moto “Halal is My Live” ini. Setelah   puas   menikmati   produk   olahan   lidah   buaya,   delegasi   melanjutkan kunjungannya   ke   Rumah   Melayu   dan   Rumah   Radakng.   Kedua   rumah   adat   ini merupakan rumah tradisional khas dari dua suku yang paling dominan di Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Melayu dan Dayak. Di Rumah Melayu, delegasi disuguhi atraksi beladiri dan tarian khas Melayu serta diberi topi khas Melayu untuk delegasi laki-laki   dan   dikalungi   selendang   untuk   delegasi   wanita.   Sementara   di   Rumah Radakng, delegasi asyik berfoto ria di bangunan adat yang megah dan merupakan ikon bangunan khas di Provinsi Kalimantan Barat.Untuk   memperdalam   pengetahuan   budaya   adat   suku   Melayu   dan   Dayak   di Kalimantan Barat, delegasi juga dibawa ke Museum Provinsi Kalimantan Barat. Disini, petugas museum dengan bersemangat menceritakan sejarah dan asal  mula kedatangan   penduduk   serta   berdirinya   Provinsi   Kalimantan   Barat.   Miniature bangunan   adat,   peralatan   sehari-hari,   dan   alat   transportasi   tradisional   (perahu) disajikan di museum ini untuk memperjelas gambaran kehidupan masyarakat padazaman dahulu.

Setelah   makan   siang,   delegasi   langsung   menuju   lokasi   penanaman   pohon   dan pameran yang   berada   di   kompleks   Markas   Kodam  XII/Tanjungpura.  Pohon  yang ditanam merupakan pohon khas daerah dan telah beradaptasi dengan lingkungan sekitar.   Total   pohon   yang   ditanam   berjumlah   30   batang   sesuai   dengan   jumlah delegasi   yang   hadir   dalam   kegiatan   ini.   Lokasi   pameran   berada   satu   kawasan dengan lokasi penanaman pohon. Pameran ini diikuti oleh 225 peserta yang berasal dari pemerintah provinsi seluruh Indonesia dan perusahaan swasta nasional. Kegiatan  pada hari Kamis ini  (19  Oktober 2017)  ditutup dengan  Farewell Dinner yang dijamu oleh Gubernur Kalimantan Barat. Beberapa kepala dinas hadir dalamjamuan   tersebut   untuk   turut   bercengkrama   dengan   delegasi   yang   hadir.   Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat menyampaikan penghargaan atas kehadiran   para   delegasi   dan   berharap   agar   kegiatan   ini   mampu   meningkatkan investasi di Kalimantan  Barat,  khususnya komoditi lidah  buaya   yang mempunyai manfaat tinggi bagi kesehatan dan memberikan hasil panen yang tinggi saat ditanam di provinsi ini.




Berita Lainnya