Sejahterakan Petani, Kementan Dorong Hilirisasi Pertanian di Daerah Perbatasan


Nunukan (23/10) - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pembangunan sektor agraria di daerah perbatasan tak cuma sampai panen (on-farm), melainkan hingga hilir alias mengolah komoditas yang dihasilkan. Faedahnya, pendapatan (income) bagi daerah besar, sehingga petani lebih sejahtera.

"Kita harus menuju hilirisasi, karena added value-nya (nilai tambah) itu, ada di packaging(pengemasan). Kita harus menuju ke sana," ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat panen raya bersama petani di Kecamatan Sebatik Timur, Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (23/10/2017).

Lulusan Universitas Hasanuddin Makassar ini melanjutkan, untuk mewujudkan industri yang menopang tersebut, dia membandingkan dengan jagung. Komoditas jagung, kata Menteri Amran, Kementan tak membutuhkan waktu lama untuk merealisasikan swasembada.

"Semakin cepat, semakin bagus, jangan lama-lama. Jagung dalam waktu satu tahun kita sudah swsembada. Dulu kita impor 3,6 juta ton," jelasnya.

Di sisi lain, kata Menteri Amran, pemerintah juga mulai berupaya mengembalikan salah satu komoditas utama Indonesia, rempah-rempah. Keinginan membangkitkan kejayaan Indonesia soal rempah, akunya, juga sesuai amanat Presiden Joko Widodo.

Sejauh ini, pemerintah melalui Kementan telah memberikan bibit cengkeh dan lada gratis kepada petani. Hal tersebut sebagai keseriusan pemerintah mengembalikan kejayaan rempah yang penah membuat Indonesia 'dilirik' dunia.

"Kita sudah melakukan dengan memberi bibit unggul lada, cengkeh. Kita bagikan secara gratis. Totalnya, ada 30 juta batang seluruh Indonesia," pungkasnya.




Berita Lainnya