Kementan Targetkan Ekspor Jagung Nasional 300 Ribu Ton di 2018


Makassar (9 Maret 2018) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor jagung dari Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar menuju Filipina pada Jumat (9/3). Sebesar 6.700 ton resmi diberangkatkan dari rencana keseluruhan ekspor jagung Provinsi Sulawesi Selatan 60.000 ton. Sumbangsih besar untuk target ekspor jagung 300 ribu ton secara nasional tahun 2018 ini.

Menurut Amran, ini adalah sejarah baru dalam pertanian Indonesia sebab sebelumnya kebutuhan jagung dalam negeri disuplai melalui Impor. “Dua tahun lalu, Indonesia Impor jagung 3,6 juta ton, setara dengan 10 triliun. Hari ini, kita sudah ubah menjadi ekspor. Bahkan target kita tahun ini ekspor 300 ribu ton dengan nilai kurang lebih 1 triliun,” kata Amran.

Kunjungan kerja ke Sulawesi Selatan ini merupakan bagian dari upaya menggenjot kinerja ekspor jagung yang sebulan sebelumnya sudah dilakukan di Provinsi Gorontalo sebesar 57.650 ton dari target 100 ribu ton. Kemudian pada pertengahan bulan Maret nanti, ekspor jagung juga akan dilakukan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Amran menegaskan bahwa target ekspor jagung utamanya adalah bagaimana memenuhi negara tetangga, sebagaimana kesepakatan antara dua negara yakni Malaysia dan Filipina pada 2017 lalu. “Kebutuhan Filipina 1 juta ton, dan Malaysia 3 juta ton. Nilainya kurang lebih 12 triliun. Kita akan penuhi secara bertahap. Tapi kami yakin lima tahun ke depan bisa dipenuhi. Dengan catatan ini konsisten Kita lakukan,” ujar Amran penuh optimis.

Sebagaiman Provinsi Gorontalo yang produksi jagungnya meningkat mencapai 70,31 persen menjadi 1,5 juta ton di tahun 2017, produktivitas jagung di Sulsel juga mengalami peningkatan dan surplus signifikan setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS, produsi jagung di Sulsel sebesar 2,3 juta ton, mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 13,38 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan bersumber dari beberapa kabupaten yang produksi jagung antara lain Kabupaten Maros, Sidrap, Bone, Wajo, Soppeng, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba serta wilayah Luwu Raya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Amran Sulaiman bersama Syahrul Yasin Limpo juga meresmikan sistem terobosan baru untuk mendorong ekspor di Sulawesi Selatan. Balai Besar Karantina, Dinas Pertanian Sulsel serta, dan Pelindo IV Makasar, bersinergi untuk menciptakan sistem yang memudahkan ekspor dan dijamin bebas pungli. Perizinan pun sudah dilakukan sistem online dan terintegrasi antara sertifikasi sampai penjadwalan keberangkatan kapal.




Berita Lainnya