Dam Parit Citumang Meningkatkan Produktifitas Padi


Pengandaran (26/3) - Pangandaran sangat terkenal dengan keindahahan alamnya, terutama pantai pananjung yang merupakan bagian daratan yang menjorok ke laut. Hampir semua bagian selatan kabupaten Pangandaran merupakan pantai indah yang sangat menarik bagi wisatawan. Mulai dari barat ke timur, yaitu: pantai Karang Nini, pantai Pananjung, pantai Batuhiu,  pantai Bojongsalawe, pantai Batukaras, pantai Madasari dan pantai Karapyak.

Selain pantai indah,  Pangandaran juga memiliki sungai-sungai yang tidak kalah pesonanya dengan pantai.  Sebut saja sungai Cijulang yang membentang dari hulu bagian utara Pangandaran hingga hilir pantai selatan Batukaras.  Sungai ini membelah daratan yang berasal dari batu gamping sehingga terbentuk sungai curam dan kadang-kadang melewati gua-gua batu kapur dihiasi stalagnit dan stalaktit. Kondisi ini semakin menambah pesona sungai tersebut sehingga tidak salah seorang wisatawan amrik menyebutnya sebagai Green Canyon Indonesia dan nama tersebut terkenal hingga hari ini padahal nama sebelumnya adalah Cukang Taneuh.

Sungai Citumang tidak kalah menarik dibandingkan sungai Cijulang.  Sungai ini juga membelah daratan berbahan induk batu gamping sehingga terbentuk sungai curam dan deras. Kondisi ini dimanfaatkan oleh wisatawan sebagai tempat arum jeram dan body rafting.  Karena pemandangan alami yang cantik berupa dinding-dinding batu kapur, tumbuh-tumbuhan yang menjorok ke sungai daerah ini juga sering dikunjungi wisatawan untuk sekedar selfi, istirahat, bercengkerama, bahkan outbound. 

Yang sangat menarik dari sungai Citumang adalah adanya dam parit (bendung kecil) yang terletak di Desa Bojong, Kecamatan Parigi. Menurut penjelasan penduduk setempat dam parit ini sudah dibangun sejak jaman pemerintahan Belanda dan pernah direhabilitasi oleh Kementerian PU beberapa tahun lalu. Dam parit selebar sekitar 15 meter dengan debit saat dikunjungi lebih dari 1000 liter/detik dapat mengairi ribuan hektar hamparan lahan sawah yang terdapat di Desa Bojong,  Cibenda, Ciliang, Cintaratu, dan Cintakarya.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Agus Sutriadi,  sawah-sawah yang dapat pengairan dari dam parit Citumang dapat ditanami 3 kali dalam setahun atau memiliki indeks pertanaman (IP 300). Lebih lanjut Agus Sutriadi juga menjelaskan bahwa sawah di sekitar dam parit Citumang memiliki produktivitas yg sangat tinggi sekitar 8-9 ton/ha. Petani di daerah ini sangat fanatik terhadap padi varietas Ciherang dan Mekongga karena selain rasanya enak, harga jualnya juga baik.

Berkat adanya dam parit Citumang, Kecamatan Parigi menjadi salah satu sentra produkdi padi di Kabupaten Pangandaran selain Kecamatan Mangunjaya, Padaherang, dan Kalipucang. Dam parit Citumang juga memberikan pendapatan asli daerah (PAD) yg cukup signifikan bagi Kabupaten Pangandaran terutama dari sektor pariwisata.  Petugas loket HAU menjelaskan bahwa saat hari biasa tak kurang dari 500 pengunjung tiap hari datang ke Citumang. Apalagi saat week end, atau liburan seperti lebaran, tahun baru, dan lain-lain, pengunjung membludak hingga ribuan orang perhari. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dam parit Citumang membawa berkah yang luar biasa bagi masyarakat pangandaran, yaitu selain memproduksi padi di sawah juga menghasilkan pendapatan yang signifikan dari pariwisata.




Berita Lainnya