PBB Apresiasi Generasi Muda Pertanian Indonesia Manfaatkan Lahan Sempit


Jogjakarta (12/4) – Reporter Khusus PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), Hilal Ever mengapresiasi generasi muda pertanian Indonesia dalam menjaga tradisi dan inovasi pertanian dalam hal penyediaan bahan pangan melalui pemanfaatan lahan sempit “Kawasan Rumah Pangan Lestari” (KRPL). “Saya melihat tadi ada tanaman yang dibentuk seperti piramid dan saya akan meniru untuk halaman rumah saya. Karena sangat penting untuk kita tetap menjaga tradisi dan inovasi pertanian di era globalisasi saat ini,“ jelas Hilal dalam kunjungannya ke Dusun Nglambur, Desa Siduharjo, Kec. Samigaih, Kab. Kulonprogo, Jogjakarta.

Dalam kunjunganya ke Dusun Nglambur Hilal mengatakan bahwa di zaman yang sangat maju saat ini dimana semua produk khususnya pangan sangat mudah untuk diperoleh, hal tersebut dapat dengan mudah merubah gaya hidup masyarakat, untuk itu Hilal berpesan bahwa saat ini sangat penting untuk tetap menjaga, melestarikan serta menyebarkan inovasi pertanian dalam memproduksi bahan pangan di lahan pekarangan  seperti yang dilakukan masyarakat di Dusun Nglambur. 

“Untuk itu sangat penting bagi masyarakat di sini menurunkan ilmu yang sudah dilakukan orang tua kita sejak 50 tahun lalu dalam memproduksi pangan di lahan pekarangan sendiri,“ tutur Hilal.

Banyak hal menarik yang ditemui Hilal dalam kunjungannya ke Jogjakarta. Hilal melihat banyak petani muda yang tetap bersemangat untuk mengembangkan pertanian. Hilal mengatakan bahwa saat ini generasi muda diluar tidak mau tinggal di desa dan tidak tertarik terhadap bidang pertanian untuk memproduksi pangan sendiri karena mereka menganggap pertanian kurang menarik. Sangat penting mendorong generasi muda untuk tetap meneruskan semangat pertanian dan ditularkan kepada generasi selanjutnya. 

“Bukan berarti pendidikan tidak penting, justru mereka harus tetap sekolah, tetapi mereka juga harus tetap memiliki semangat pertanian karena Jogjakarta merupakan pusat pendidikan, “ tegas Hilal.

Melihat pola Kawasan Rumah Pangan Lestari yang dikembangkan disini, tidak ada alasan lagi untuk tidak melakukannya, karena lahan sempit pun bisa dimanfaatkan untuk memproduksi bahan pangan sendiri. “Jadi meskipun kita tinggal diperkotaan kita tetap dapat memanfaatkan balkon untuk menanam,“ kata Hilal.

Hilal menambahkan bahwa saat ini trend terbaru di Negara Amerika dan Eropa bahwa masyarakat mulai tergerak untuk memproduksi pangan mereka sendiri di halaman rumah atau memanfaatkan lahan sempit di balkon apartment mereka, dan juga anak-anak sekolah mulai menerapkan program kebun sekolah. “Di negara kami baru memulai hal tersebut, maka jangan sampai tradisi itu berhenti disini karna menganggap pertanian tidak keren,“ jelas Hilal.

Disela-sela sambutannya Hilal mengatakan bahwa masyarakat di Dusun Nglambur ternyata sangat sehat. Terbukti bahwa selama beliau berada di dusun tersebut tidak melihat orang gemuk atau menderita obesitas. Melihat kenyataan bahwa saat ini banyak bahan makanan tidak sehat yang dijual di supermarket, sehingga hal ini menjadi keunggulan dari pengembangan pertanian di lahan pekarangan.

Selanjutnya Hilal berharap kepada generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan keluar, mereka harus tetap mau kembali ke tanah air untuk meneruskan tradisi pertanian dan membangun pertanian di negara asal mereka. “Melihat generasi muda di Jogjakarta masih mau memanfaatkan pertanian, menjadi harapan yang besar untuk masa depan pertanian kita semua,“ ujar Hilal.




Berita Lainnya