Menteri Pertanian dan Menteri PUPR Sepakati Kerja sama Infrastruktur Pertanian


Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basuki Hadimuljono di kantor Kementerian PUPR, Selasa (3/11/2019). Kehadiran Mentan Syahrul beserta jajarannya ini untuk melakukan Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian. 

 
"Pertemuan ini adalah bukti dan komitmen Kementerian PUPR dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional," kata Basuki.
 
Mentan Syahrul menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi gerbang menyelesaikan tugas-tugas besar. Syahrul tidak ingin mengecewakan kepercayaan yang telah diberikan Bapak Priesiden dan rakyat Indonesia. 
 
Oleh karena itu, Mentan Syahrul melanjutkan bahwa Kementan harus bersinergi. Melakukan diplomasi dengan mitra kerja dalam hal ini Kementerian PUPR yang mempunyai peran penting dalam tata kelola air.
 
"Kerja sama ini adalah salah satu bentuk konsolidasi teknokratik. Tidak mungkin Kementan bekerja sendiri untuk memenuhi pangan 267 jiwa rakyat Indonesia. Oleh karena itu kerja sama ini jangan dibatasi ke hal-hal teknis. Kita mulai inisiasi ke ranah sistem, manajemen dan rekayasa teknologi", kata Syahrul.
 
Ruang lingkup kerja sama antara Kementerian PUPR dan Kementan, oleh Basuki dijabarkan bahwa ke depan akan dilakukan sinkronisasi perencanaan pengembangan infrastruktur keairan dan lahan pertanian, penetapan lokasi dan kegiatan pengembangan infrastruktur serta kerja sama dalm hal operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana.
 
"Kami juga akan melakukan kerja sama pertukaran data dan informasi hasil penelitian, pengembangan serta pemanfaatan produk pertanian sebagai bahan baku konstruksi, seperti penggunaan karet alam sebagai campuran aspal," tambah Basuki.
 
Syahrul menyampaikan apresiasi dan penghargaannya kepada Basuki dan jajaran di Kementerian PUPR atas terselenggarnya penandatanganan kerja sama.
 
"Kami akan fokus meningkatkan produksi pangan di 7 sampai 10 propinsi. Sisanya kita arahkan sebagai penyangga produk pertanian lainnya yang bisa kita orientasikan ke pasar internasional. Karena Tiongkok pun menggemari buah-buahan dan bunga tropis kita," kata Syahrul.
 
Pertanian dan PUPR
menurut Basuki harus direkatkan dan seiring sejalan. Karena, menurutnya, sebagian besar urusan pertanian berkaitan dengan air. 
 
"PUPR mengajak Kementan lebih banyak terlibat aktif di ICID, International Commission on Irrigation and Drainage, wadah pengembangan dan pengelolaan sumber daya air berbasis teknologi serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur irigasi dan drainase. Karena Indonesia adalah salah satu pendiri wadah tersebut," pungkas Basuki.
 
Syahrul dan Basuki berharap kerja sama ini dapat menghadirkan kesejahteraan kepada rakyat Indonesia, khususnya petani kita dalam menghadapi tantangan.



Berita Lainnya