Kian Menjanjikan, Milenial hingga Artis Meraup Untung dari Bisnis Pertanian


JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Biro Humas dan Informasi Publik kembali menggelar acara Tik-Talk (Tani Inspiratif Kekinian Talkshow) yang bertajuk “Milenial Indonesia Lebih Baik Jadi Petani" yang digelar di House of Tani (HOT) di Gedung PIA Kementan, Jakarta Selatan, Jumat,4 September 2020.
 
Dalam kesempatan tersebut, Safari pemilik Sayuran Pagi menyampaikan bahwa Sayuran Pagi hadir sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang lebih sehat. “Kami menyediakan sayuran yang ditanam sendiri dengan menggunakan metode hidroponik yang terbukti lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan sayuran yang ditanam dengan cara konvensional” ujarnya.
 
Selain itu, Sayuran Pagi juga menyediakan pelayanan yang memudahkan dengan sistem pre-order sebelum panen dan sayur diantarkan ke rumah sesaat setelah panen untuk menjamin kesegaran dan kemudahan sebagai pelanggan setia Sayuran Pagi . “Packaging kami juga aman dan higenis sehingga pembeli juga nyaman membeli produk kami” ujarnya.
 
Ia menyampaikan bahwa ternyata profesi petani, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh bisa menjanjikan bahkan disaat pandemi. “Disaat pandemi seperti ini justru penjualan kami meningkat 50 persen” ujarnya. 
 
“Saat pandemi masyarakat mengurangi kegiatan keluar rumah, sehingga produk kami menjadi pilihan karena kami antar langsung ke rumah sesaat setelah panen” tegas Safari.
 
“Kami biasa panen seminggu sekali dihari Sabtu. Biasanya sekali panen bisa 15 sampai dengan 17 kilogram, dengan omzet 4 sampai 5 juta perbulan” ujarnya.
 
Menurutnya, inti dari bisnis ini adalah bagaimana menjaga kepercayaan konsumen. “Kami menjaga kepercayaan konsumen dengan cara menjaga kualitas" ujar Safari.
 
Sementara itu, salah satu artis ibukota, Vicky Shu juga mulai tertarik dengan bisnis pertanian. Ia mengakui dirinya dan keluarga ikut terkena dampak dari pandemi virus korona atau Covid-19. Namun, dia senang pada masa pandemi dituntut lebih kreatif melakukan usaha.
 
Vicky Shu memutuskan berjualan sembako melalui Toko Tani. “Kami mengambil beras dan produksi pertanian lainnya dari petani langsung dan kemudian kami jual ke masyarakat” ujarnya.
 
Ia mengklaim tidak terlalu mencari keuntungan dari bisnis sembako yang dijalaninya. Karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat untuk lebih mudah mendapatkan pangan dengan harga terjangkau.
 
“Konsepnya semi amal karena gimana mendekatkan komoditas petani ke masyarakat dengan harga terjangkau. Bahkan sebisa mungkin di bawah harga pasar,” kata Vicky Shu.
 
"Dibawah Kementerian Pertanian harga semua stabil dan mendekatkan komoditas, artinya petani-petani ini kan petani yang dibina oleh kementerian. 
 
“Kami mendapatkan langsung barangnya dari petani dan harganya pun jadi stabil," ujarnya.
 
Ardi pengusaha susu sapi murni juga menyampaikan bahwa bisnis di dunia pertanian dan peternakan sangat menjanjikan. Ia memulai bisnis ternak sapi dan olahan produk sapi seperti susus sapi sejak tahun 2016. Sampai saat ini Ardi telah memiliki 80 sapi. Ardi melakukan distribusinya ke Koperasi dan Kafe. Menurutnya, untuk pemasaran susu tidak sulit. "Sementara ini, justru permintaan lebih banyak dari stok yang ada" ujar Ardi. 
 
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan momentum tepat untuk mengembalikan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan sumber daya pangan yang ada. “Teman-teman disini membuktikan bahwa bisnis pertanian selalu menjanjikan, bahkan disaat pandemi” ujarnya.
 
“Pertanian bukan sesuatu yang harus kita anggap remeh. Pertanian penting, pertanian hebat bahkan di tengah pandemi seperti ini omzet pertanian justru meningkat” tegas Kuntoro. “Semoga pertanian dalam negeri bisa terus mensupply pangan negeri ini” tutup Kuntoro.



Berita Lainnya