Mentan: 2021 Momentum Balitbangtan Unjuk Terobosan


Bogor — Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk lebih menunjukkan eksistensinya. Hal ini disampaikan pada workshop bertajuk “Implementasi Pemanfaatan Inovasi dan Penyediaan Benih atau Bibit Unggul” yang diselenggarakan Selasa (12/1/2021) di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor, Jawa Barat. Acara ini juga merupakan tindak lanjut Rakernas Pembangunan Pertanian 2021.

Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya teknologi inovasi untuk kemajuan pertanian Indonesia. Bahkan Balitbangtan disebut sebagai penentu loncatan dari Kementerian Pertanian.

“Bicara kemajuan dan loncatan hanya ada kalau sains, research, dan teknologi mampu hadir. Oleh karena itu, loncatan itu ditentukan Badan Litbang Pertanian. Mampu menemukan rekayasa baru dan menerobos apa yang ada sekarang ini. Harus ada rekayasa yang tidak biasa-biasa. Ada ledakan-ledakan yang ingin saya lihat,” ucap Dr. Syahrul Yasin Limpo.

Mentan Syahrul juga mengapresiasi kinerja Balitbangtan di tahun 2020. Menurutnya, Balitbangtan mampu berkreasi, mengembangkan diri, dan berakselerasi di tengah krisis pandemi Covid-19. Syahrul pun berharap agar Balitbangtan lebih baik ke depannya.

“Di 2021 harus lebih baik, lebih cepat lagi. Inilah momentum yang harus dimanfaatkan untuk mengaktualisasi Litbang kita. Ini saatnya Litbang menghasilkan kerja yang menerobos melalui rekayasa-rekayasa, riset teknologi, serta terapan yang ada,” ungkapnya.

Syahrul Yasin Limpo pun memberi arahan agar Balitbangtan segera merumuskan konsepsi dan menargetkan hasil di bulan Maret 2021. Terutama yang berkaitan dengan masalah komoditas seperti kedelai, bawang putih, jagung, dan lainnya. Syahrul Yasin menekankan pencapaian target varietas sebesar 6-8 ton per hektare.

Menurutnya, target bisa dicapai dengan beberapan pendekatan. Terutama konsepsi yang kuat dari hulu hingga hilir. Mulai dari fokus peneliti untuk mengembangkan varietas yang sudah ada hingga pengolahan pascapanen yang lebih maksimal.

Sehingga diharapkan Balitbangtan bisa menjadi ujung tombak kemajuan pertanian melalui teknologi inovasi. Terutama memenuhi kebutuhan pangan 273 juta warga Indonesia dan menyejahterakan petani.



Berita Lainnya