Kementan Gelar Webminar Genome Editing sebagai Salah Satu Alternatif Teknik Perakitan Varietas Unggul Baru yang Lebih Presisi

Kementan Gelar Webminar Genome Editing sebagai Salah Satu Alternatif Teknik Perakitan Varietas Unggul Baru yang Lebih Presisi

 
JAKARTA - Dalam rangka mendorong perakitan varietas unggul yang dapat berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) berupaya terus meningkatkan pelayanan pendaftaran peredaran varietas tanaman dan pelepasan varietas tanaman. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melaksanakan kegiatan sharing knowledge terkait metode pemuliaan varietas tanaman bagi masyarakat pertanian untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam perakitan varietas.
 
Pusat PVTPP menyelenggarakan webminar “Genome Editing sebagai Salah Satu Alternatif Teknik Perakitan Varietas Unggul Baru yang Lebih Presisi" pada 24 Maret 2023 melalui Zoom dan live YouTube. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat PVTPP, Leli Nuryati, dan diikuti oleh 1500 peserta dari kalangan penggiat bidang pemuliaan, baik dari perguruan tinggi, badan usaha, badan hukum serta instansi pemerintah, juga mahasiswa pertanian, petani milenial, dan dosen.
 
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk upaya pelaksanaan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang dalam berbagai kesempatan senantiasa mendorong insan pertanian untuk dapat menghadirkan lebih banyak lagi benih unggul dan berkualitas untuk mendukung peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan bioteknologi modern. Bioteknologi modern tidak hanya berkaitan dengan rekayasa genetika, namun juga teknik pemindahan/penggantian/penyisipan sifat baru yang dikenal dengan genome editing. Genome editing merupakan proses rekayasa genetika dengan melakukan editing pada genome, namun produk yang diperoleh memiliki kemiripan dengan hasil mutasi alami. Teknik ini disinyalir lebih presisi, cepat dan murah dalam menghasilkan produk unggulan baru, dan setelah divalidasi dengan menggunakan teknologi biologi khususnya biologi molekuler, dapat dilabeli non-PRG. 
 
Materi webminar ini sangat komprehensif, mulai dari penataan regulasi di Indonesia hingga teknik dan aplikasinya pada tanaman dengan menampilkan narasumber kompeten antara lain Ketua Komisi Keamanan Hayati, Prof. Dr. Bambang Prasetya; peneliti biomolekuler IPB University, Prof. Dr. Sudarsono; Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Drh. Indra Exploitasia, M.Si.; dan peneliti biomolekuler BRIN, Dr. Tri Joko Santoso.
 
Bambang Prasetya menyampaikan materi mengenai update perkembangan dan regulasi genome editing sebagai alternatif teknik perakitan varietas unggul. Ia menyatakan bahwa perkembangan bioteknologi modern telah terbukti menjawab permasalahan saat ini dan menjadi tools yang handal menghadapi tantangan ke depan, seperti kecukupan pangan, perbaikan gizi, perbaikan lingkungan, peningkatan pendapatan petani, dll. Beberapa negara yang telah memiliki regulasi mengenai genome editing adalah Filipina, China, India, Jepang, Australia, dan Pakistan. 
 
Sudarsono mengelaborasi mengenai teknik editing genome dengan clustered regularly interspaced short palindromic repeat (CRISPR/Cas9) yang merupakan satu penemuan ilmiah terbesar dalam beberapa abad. Narasumber berikutnya, Indra Exploitasia menyampaikan mengenai Kebijakan dan Regulasi terkait Genome Editing di Indonesia, yaitu PP 21/2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. Kesimpulannya adalah bahwa kebijakan Indonesia atas penerapan bioteknologi adalah menerima dengan pendekatan kehati-hatian, perangkat organisasi pengelolaan pengkajian dan pengujian telah tersedia secara lengkap, perlu pembahasan mendalam terkait rencana revisi PP 21/2005, perlu segera disahkan pedoman pengkajian khusus untuk produk yang diajukan sebagai produk staked gene, gene editing, dll, dan sangat diperlukan penguatan pengawasan dan pengendalian PRG.
 
Narasumber terakhir, Tri Joko Santoso menjabarkan mengenai Aplikasi Teknik Genome Editing untuk Perbaikan Sifat Tanaman Pertanian. Ia menjelaskan bahwa genome editing adalah teknologi modifikasi gen/genome dimana sekuen DNA dapat disisipkan, diganti, dihapus, dan dipindahkan secara presisi dengan bantuan enzim yang berfungsi sebagai gunting molekuler pada target spesifik. Selain itu disampaikan pula mengenai komponen utama, mekanisme, tipe, kelebihan, kelemahan, dan aplikasi pengeditan genome pada tanaman.



Berita Lainnya