Panen Melimpah Jelang Nataru, Cabai dan Bawang Merah Turun Harga
Jumat, 12 Desember 2025 21:23:13 SZ
Jakarta - Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), panen cabai dan bawang merah berlangsung di beebagai wilayah sentra produksi. Kondisi ini mendorong peningkatan pasokan dan membuat harga dua komoditas hortikultura tersebut mulai terkoreksi di tingkat petani dan pedagang. Hal sekaligus mengurangi kekhawatiran publik terkait potensi lonjakan harga jelang libur panjang akhir tahun.
Sejumlah daerah mencatat panen cabai cukup luas. Di wilayah Cianjur, Jawa Barat, panen mencapai 500 hektare. Sedangkan di berbagai kabupaten di provinsi Jawa Tengah mengalami kondisi yang sama seperti Temanggung tercatat panen 150 hektare, Banjarnegara 200 hektare, dan Magelang 700 hektare. Kemudian di wilayah Solok, Sumatera Barat juga mencatatkan panen sekitar 350 hektare, serta wilayah Enrekang, Sulawesi Selatan juga setidaknya tercatat 170 hektare cabai siap panen.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmodjo, menegaskan pasokan cabai dari berbagai sentra berada dalam kondisi aman.
"Secara umum, Cabai Rawit Merah, Cabai Keriting, Cabai Besar, hingga Cabai Rawit Hijau produksinya aman. Area tanam yang masuk fase panen cukup banyak,” kata Tunov, saat memberikan keterangan, Jumat (12/12/2025).
Tunov hanya menyoroti tantangan cuaca yang dihadapi oleh dirinya bersama para petani hortikultura lainnya. Meskipun demikian, ia menyebut para petani champion telah menyampaikan komitmennya untuk ikut mengamankan pasokan nasional selama periode Natal dan Tahun Baru.
“Memang ada faktor hujan deras di beberapa titik yang membuat proses panen dan distribusi agak terhambat. Tapi untuk ketersediaan cabai sendiri, aman dan siap menopang kebutuhan jelang Nataru. Kami sudah ambil posisi. Semua jaringan champion bergerak memastikan distribusi tidak terputus,” tegasnya.
Sementara itu, untuk komoditas bawang merah, panen juga meluas di beberapa daerah utama. Seperti Nganjuk sekitar 1.500 hektare, Brebes 3.000 hektare, Solok 1.000 hektare, dan Enrekang 1.000 hektare. Luas panen yang besar ini berdampak langsung pada stabilitas harga di pasar.
Akat, petani champion dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, memastikan wilayahnya tengah memasuki panen raya bawang merah. Ia menyebut panen yang meluas ini langsung berdampak langsung pada harga di pasaran.
“Di Kecamatan Gondang dan Sukomoro saja, panen Desember ini tidak kurang dari 1.500 hektare. Untuk harga, bawang merah yang sebelumnya Rp 32.000–36.000 per kilo sekarang turun ke kisaran Rp 28.000. Ini karena pasokan mulai masuk dari berbagai daerah,” ungkap Akat.
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura bergerak cepat menyiapkan langkah antisipatif untuk menjaga suplai cabai dan bawang merah jelang libur Nataru.
Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Muhammad Taufiq Ratule, mengatakan koordinasi secara intensif dilakukan bersama para petani hortikultura guna memacu produktivitasnya.
“Tiap hari kami pantau, koordinasi terpusat kami lakukan dengan mengumpulkan seluruh Petani Champion Cabai dan Bawang Merah dari berbagai daerah untuk pendampingan dan pengawasan melekat,” kata Taufiq.
Menurutnya, para champion sepakat mengambil langkah konkret untuk menjamin pasokan aman. Ia menegaskan pemerintah optimistis pasokan dua komoditas hortikultura utama itu mencukupi hingga awal tahun depan.
“Dari diskusi bersama para Champion, kami dapat laporan detail dari lapangan. Tren panen positif dan produksi aman terkendali. Dengan situasi seperti ini, kami yakin kebutuhan Nataru bisa dipenuhi, dan gejolak harga bisa ditekan,” tegasnya.
Kementan juga terus memonitor perkembangan distribusi di lapangan, terutama di wilayah yang terdampak curah hujan tinggi.
“Cuaca memang menjadi faktor yang perlu kami waspadai. Tapi dari sisi volume dan kesiapan petani, semuanya aman. Kami akan pastikan mobilisasi logistik berjalan lancar,” kata Taufiq.
Ketersediaan cabai dan bawang merah yang melimpah ini dinilai menjadi momentum baik untuk menjaga stabilitas harga pangan di akhir tahun. Dengan panen besar yang berlangsung di hampir semua sentra utama, Kementan menilai situasi pasokan kedua komoditas strategis itu berada dalam kondisi aman, dan masyarakat dapat menikmati harga yang lebih terjangkau jelang libur panjang Nataru.