KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA

ID EN

Lulus Doktor IPK 4,0, Wamentan Sudaryono Bongkar Rahasia Holding BUMN


Selasa, 16 Desember 2025 16:43:07 SZ

 Bogor – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menorehkan prestasi akademik yang membanggakan dengan meraih gelar Doktor dari IPB University. Gelar tersebut diperoleh setelah ia berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka yang digelar di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEMA) IPB University, Bogor, Senin (18/12/2025), dan dihadiri sejumlah tokoh penting nasional.

 

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyelesaikan pendidikan doktoralnya dalam waktu enam tahun. Kerja kerasnya berbuah manis dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna, yakni 4,0.

 

Dalam sidang tersebut, Wamentan Sudaryono mampu mempertahankan disertasi berjudul “Evaluasi dan Strategi Optimisasi Kinerja BUMN Pasca Kebijakan Holdingisasi di Indonesia”. Penelitian ini menyoroti penguatan tata kelola serta peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setelah penerapan kebijakan holdingisasi.

 

"Setelah organisasi mengalami perubahan, aspek Key Strategic Performance Objective (KSPO) dan pengelolaan utang menjadi sangat krusial, sehingga penguatan organisasi dan sistem pengawasan kerja menjadi penting,” ujar Sudaryono.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan holdingisasi dinilai tepat, khususnya di sektor pertanian dan pupuk. 

 

Menurut Wamentan Sudaryono, sektor pupuk menjadi salah satu yang paling berhasil menerapkan kebijakan tersebut dan memberikan dampak positif yang signifikan.

 

"Subsidi pupuk yang tadinya diujung produk akhir, dialihkan ke subsidi bahan baku, dan ini berimplikasi positif terhadap kinerja keuangan BUMN yaitu Pupuk Indonesia,” kata Wamentan Sudaryono yang juga merupakan anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah.

 

Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa holdingisasi di sektor pupuk telah menghasilkan efisiensi yang signifikan. Efisiensi tersebut bahkan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

 

"Ada efisiensi 4,1 persen dan 3,6 persen yang digunakan untuk dikembalikan ke rakyat dalam bentuk diskon pupuk bersubsidi sebesar 20 persen tanpa input APBN anggaran baru," kata Sudaryono.


Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset