Siasat Mentan Atasi Masa Panceklik


Kementerian Pertanian memastikan pasokan beras tetap aman meskipun menghadapi musim hujan. Kebutuhan masyarakat aman lantaran pasokan tetap terjaga.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menghimbau, masyarakat tidak khawatir menghadapi musim hujan. Pasalnya, pemerintah sudah membuat langkah antisipasi terhadap kecukupan stock beras pada musim hujan.

"Itu tidak mudah tapi sudah dipersiapkan tiga tahun sebelumnya. Bagi pompa 40 ribu pertahun. Bangun embung, dam parit, dam-dam. Jadi siap  menghadapinya," kata Menteri Amran di Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12/2017).

Kementan, lanjut Amran, sejak lama mengetahui sebab kenapa pada akhir tahun kelangkaan itu kerap terjadi. Salah satu penyebabnya, tanam pada bulan Juli sampai September tidak maksimal lantaran faktor kekeringan yang sedang dihadapi.

Biasanya, petani hanya mampu menanam sekitar 500 ribu hektare. Angka tanam itu hanya bisa menghasilkan 1,5 juta ton beras. Sementara kebutuhan masyarakat sekitar 2, 6 juta ton.

Untuk mengatasi itu,  Kementan sejak tiga tahun terakhir telah mempersiapkan agar ke depannya tidak terjadi kekurangan stok pangan. Caranya, Kementan membuat skema tanam sekitar satu juta per bulan sehingga masa panen tetap bisa sepanjang bulan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Kita pakai sistem tanam baru menghilangkan peceklik, caranya Juli sampai September itu dulu tanamnya sedikit, karena kering. Sekarang bagaimana kering itu bisa ditanami," imbuhnya.

Sementara itu, segala langkah sudah dipersiapkan untuk mengantisipasinya. Pemerintah sebelumnya, lanjut Menteri Amran, telah membangun sistem sumber air agar proses tanam tidak terganggu.

Bahkan infrastruktur lain untuk menunjang hasil panen tetap dilakukan termasuk menyiapkan asuransi kepada petani.

"Kami sudah rancang tiga tahun, tidak bisa instan. Kita bangun Rain Water System, embung 30.000, sumur dangkal dan sumur dalam, dan kita bangun dam-dam di seluruh Indonesia," tutup Amran.

Diketahui, tahun ini saja Kementan menyiapkan satu juta hektare lahan pertanian unyuk diasuransikan. Luasan itu dianggap aman karena kegagalan pertanian masih sekitar  100.000 hektare.


KEKAYAAN TANAH 

Pada saat yang sama juga, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian, Gayatri K Rana, menilai, urgensi pemahaman masyarakat terhadap tanah akan terjawab dengan keberadaan museum tanah di Bogor. Soft launching museum tersebut diresmikan langsung oleh Menteri Amran Sulaiman.

Museum tanah diharapkan bisa menunjang kualitas pertanian dengan mengenal kultur tanah yang dimiliki.

"Dengan mengenal tanah di Indonesia maka berbagai inovasi teknologi pertanian dapat diciptakan khususnya untuk efisiensi dan peningkatan produksi pertanian," ujar Gayatri.

Soal tanah ini, Gayatri menambahkan, Indonesia merupakan paling kaya. Pasalnya, dari 12 macam tanah di dunia, 10 diantaranya terdapat di Indonesia.

Kekayaan itu pun diturunkan lagi pada keragaman fauna yang dihasilkan dari tanah yang dimiliki. Tanah yang kita punya, kata Gayatri, membawa kekayaan turunan.

"Beragamnya jenis tanah yang ada di Indonesia tersebut berdampak pada beragamnya flora, fauna serta kekayaan alam kita," kata Gayatri.

Museum Tanah Indonesia didirikan pada tahun 1988 oleh Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanah bekerja sama dengan International Soil Reference and Information Centre (ISRIC) yang berkedudukan di Wageningen Belanda dan menjadi satu-satunya museum tanah di Indonesia.

Tahun 2015, pihak Kementerian Pertanian merenovasi museum tersebut agar bisa menampung lebih banyak koleksi.

Saat ini, museum tanah indonesia memiliki koleksi sampel tanah dan batu dari seluruh pelosok  Indonesia. Selain itu, ada pula berbagai koleksi penunjang lainnya seperti monolith tanah, peta, batuan induk, peralatan survey, mesin cetak peta, biodiversitas organisme tanah.




Berita Lainnya