Kementan Dorong Sultra Tingkatkan Produksi Tepung Kelapa


Baubau - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong wilayah Sulawesi Tenggara meningkatkan produksi tepung kelapa (descoated coconut) untuk memenuhi pasar Asia dan Eropa. Peningkatan ini perlu dilakukan mengingat wilayah ini memiliki potensi ekspor yang cukup besar.

 
"Hanya saja potensi ini belum bisa diekspor langsung dari Sultra. Jadi ketika mengekspor ke Dubai, aksesnya harus melalui Surabaya. Inilah yang menjadi kendala kita bersama," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat memberi sambutan pada acara Executive Meeting Koordinasi Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Wilayah Kepulauan Sulawesi Tenggara di Baubau, Kamis (20/6).
 
Jamil menjelaskan, ketidakmampuan ini karena kebijakan operasional yang ada belum menggunakan pendekatan kawasan, sebagaimana yang dituangkan dalam Permentan 50/2012.
 
Padahal, kebijakan ini merupakan reorientasi manajemen pembangunan dari kawasan sentra produksi yang segregatif menjadi kerjasama jaringan kelembagaan antar wilayah, utamanya pada komoditas pertanian unggulan sebagai perekatnya.
 
"Pendekatan kawasan sebenarnya diharapkan akan menciptakan daya saing untuk pengembangan komoditas pertanian unggulan yang dirancang lebih optimal," katanya.
 
Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, La Ode Mustari menyampaikan apresiasi atas inisiasi pertemuan akselerasi ekspor yang digagas Kementan. Menurut dia, upaya ini diharapkan dapat menguatkan semua produksi di kawasan kepulauan.
 
"Karena itu, saya mengajak para pelaku agribisnis untuk terus melakukan inovasi dan investasi. Mari kita kelola bersama agar dapat memenuhi pasokan nasional dan juga memiliki daya saing di pasar ekspor," katanya.
 
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Kendari, LM Mastari menyampaikan bahwa data eksportasi komoditas pertanian pada tahun 2018 mencapai 360 ton dengan tujuan negara Belanda. Tren ini meningkat sampai 240 ton dengan tujuan ekspor Belanda dan Jerman.
 
Sementara komoditas unggulan lain yang diekspor melalui Makassar dan Surabaya selama tahun 2018 mencapai 45.049, 8 ton untuk kopra, 4.567,2 ton untuk kakao, 7.851 ton untuk kacang Mete Mede, 3.957,6 ton untuk jagung, dan 3.043,9 ton untuk cengkeh. "Semua dikelola oleh PT Kalla," katanya.
 
Sekedar diketahui, komoditas unggulan yang menembus pasar Eropa ini tersebar di wilayah Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Wakatobi, Buton Utara dan Konawe Kepulauan.
 
Selanjutnya, pemerintah Sultra melakukan penandatangan komitmen dengan instansi terkait, termasuk Kemwntan untuk mendorong ekspor komoditas pertanian Sultra menjadi lebih luas.
 
Adapun dalam acara ini, turut hadir dintaranya seluruh Sekretaris Daerah dari 9 kabupaten se-Sulawesi Tenggara, Kepala Kanwil Bea Cukai Makassar serta Sekretaris Ditjenbun.
 
Pada kesempatan yang sama, Barantan juga melakukan pelepasan ekspor dua komoditas produk pertanian dengan penyerahan Phytosanitary Certificate, PC sebagai persyaratan negara ekspor. Masing-masing untuk Kakao Butter sebanyak 60 ton setara dengan Rp 4,3 miliar ke Belanda, dan melepas pengiriman Tepung Kelapa sebanyak 78 ton setara dengan Rp 1,5 Miliar tujuan Dubai yang masih melalui pelabuhan ekspor di Surabaya.



Berita Lainnya